KUPANG, || Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang bersama Yayasan Inisiatif Perubahan Akses Menuju Sehat (IPAS) Indonesia, menggelar Diskusi Terbatas dan Ngabuburit bertajuk “Peran Media dalam Mendorong Kesetaraan Hak dan Akses Kesehatan bagi Perempuan dan Remaja Perempuan di NTT”. Acara ini berlangsung di Hotel Swiss-Belcourt Kupang, Jumat (7/3/2025).
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johny Asadoma, turut hadir dan memberikan keynote speech. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran media dalam menyuarakan isu-isu kesetaraan dan akses kesehatan di NTT. “Media adalah pilar keempat demokrasi yang memiliki peran strategis dalam membangun opini publik dan mengawal kebijakan pembangunan, termasuk dalam isu kesehatan perempuan dan remaja perempuan,” ungkap Asadoma.
Menurutnya, media di NTT perlu memberikan perhatian lebih terhadap isu-isu kesehatan yang berkaitan dengan perempuan dan remaja perempuan. “Media bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga berperan dalam mendorong perubahan sosial yang positif. Terutama dalam upaya memperjuangkan hak dan akses kesehatan bagi perempuan,” tambahnya.
Sementara itu, Project Coordinator Takenusa NTT Yayasan IPAS Indonesia, Stefanus Bere, menyoroti tantangan berat dalam pelayanan kesehatan, khususnya terkait program keluarga berencana. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak perempuan di NTT yang mengalami keguguran saat kehamilan dan masih tingginya angka kematian bayi saat persalinan.
“Kesehatan reproduksi adalah hak asasi manusia dan menyangkut keberlanjutan hidup. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi harus terus disosialisasikan, agar setiap bayi yang lahir sehat dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.
Stefanus juga menegaskan, media memiliki peran krusial dalam memberikan informasi yang edukatif mengenai kesehatan reproduksi. “Perlu ada liputan mendalam yang bisa mengedukasi masyarakat dan mendorong kebijakan yang berpihak kepada perempuan dan remaja perempuan,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Anna Djukana, Pengurus AJI Pusat yang turut hadir sebagai pemateri. Anna menekankan pentingnya media dalam memperkuat narasi terkait akses kesehatan perempuan. “Media perlu peka terhadap isu-isu kesehatan perempuan. Tidak hanya melaporkan, tetapi juga mendorong lahirnya kebijakan yang lebih berpihak kepada perempuan dan remaja perempuan,” ungkapnya.
Anna juga berharap, media di NTT bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang menyentuh dan mampu membuka mata semua pihak terhadap pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas. “Dengan begitu, kita bisa bersama-sama memutus mata rantai permasalahan stunting di NTT,” tambahnya.
Ketua AJI Kota Kupang, Djemi Amnifu, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk mendorong peran media yang lebih berpihak kepada perempuan dan berperspektif gender. “Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam memperingati Hari Perempuan Nasional, serta untuk mendorong media agar lebih peka terhadap isu-isu yang dihadapi perempuan dan remaja perempuan di NTT,” jelasnya.
Djemi menegaskan, media memiliki kekuatan besar dalam membangun opini publik. Karena itu, perlu ada keberpihakan dalam peliputan isu-isu strategis yang menyangkut hak dan akses kesehatan bagi perempuan. “Melalui tulisan yang baik dan berdampak, kita bisa membantu menciptakan perubahan,” tandasnya.
Dalam sesi diskusi, sejumlah wartawan juga turut memberikan pandangan dan pengalaman mereka dalam meliput isu kesehatan di lapangan. Mereka menyebutkan bahwa tantangan terbesar dalam peliputan adalah kurangnya data yang akurat dan akses informasi dari instansi terkait.
Menanggapi hal itu, Stefanus Bere menyatakan bahwa IPAS Indonesia siap berkolaborasi dengan media dalam penyediaan data dan informasi yang valid. “Kami terbuka untuk bekerja sama dengan rekan-rekan media agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat benar-benar akurat dan berdampak,” tegasnya.
Sementara itu, Anna Djukana menambahkan bahwa media juga perlu berinisiatif melakukan investigasi lapangan agar bisa menghasilkan liputan yang mendalam dan berbobot. “Isu kesehatan reproduksi bukan sekadar angka, tapi tentang nyawa dan masa depan. Jadi, liputan mendalam sangat diperlukan,” ucapnya.
Acara Diskusi Terbatas dan Ngabuburit ini pun berlangsung dalam suasana hangat dan penuh antusiasme. Diskusi yang digelar menjelang waktu berbuka puasa ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memperjuangkan akses kesehatan yang setara bagi perempuan dan remaja perempuan di NTT.
Melalui kegiatan ini, AJI Kupang dan IPAS Indonesia berharap media semakin tergerak untuk memproduksi karya jurnalistik yang bermutu dan berpihak kepada perempuan. Karena sejatinya, media yang baik adalah media yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
(Dessy)