“Kolaborasi Balai BPOM Kupang dan Kader Desa Naioni: Wujudkan Keamanan Pangan yang Berkelanjutan”

SERGAP.CO.ID

KUPANG, || Untuk mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan kesadaran akan keamanan pangan di masyarakat, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang mengadakan Pelatihan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi kader di Kelurahan Naioni, Kota Kupang.

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 15 Juli 2023, di Puskesmas Naioni ini bertujuan untuk mempersiapkan kader di daerah itu sebagai agen keamanan pangan di tingkat desa/kelurahan.

Dalam Bimtek tersebut, para kader diberikan pengetahuan yang komprehensif mengenai keamanan pangan, termasuk kunci keamanan pangan, bahan pangan yang aman, kiat-kiat keamanan pangan, serta bahaya keracunan dan materi-materi penting lainnya.

Perwakilan Ketua Panitia dari Balai BPOM Kupang, Etni Ira Risva Banunu, S.Si, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari program inovatif yang bertujuan untuk mengatasi stunting dengan program “Dongkrak Bersama Turunkan Stunting”.

“Kami sudah memulai program ini sejak bulan April dan hari ini, tepat 90 hari atau 3 bulan sejak dimulainya intervensi Program Makanan Tambahan (PMT) terhadap 44 anak di wilayah ini. Selama dua bulan terakhir, kami telah melakukan evaluasi terhadap perkembangan berat badan anak-anak tersebut,” jelas Etni.

Caption : Tampak Petugas BPOM Kota Kupang memberikan Penjelasan kepada para Kader.

BPOM juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Posyandu dan Puskesmas terkait, untuk mempersiapkan pelaksanaan program ini. Dengan melibatkan kader yang sudah terlibat dalam kegiatan Posyandu dan Puskesmas, BPOM berharap dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang keamanan pangan.

Pelatihan ini diharapkan dapat membekali kader dengan pengetahuan dan kompetensi yang cukup untuk mendampingi komunitas di daerah mereka dalam menerapkan prinsip keamanan pangan. Selain itu, kader juga diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap praktik-praktik yang berpotensi menimbulkan penyimpangan dalam hal keamanan pangan di lingkungan sekitarnya.

“Kami berharap setelah mengikuti program ini, para kader dapat secara mandiri memberikan informasi mengenai keamanan pangan kepada keluarga mereka sendiri, sehingga dapat tercipta pangan yang aman di masyarakat,” tambah Etni.

Ia menekankan pentingnya peran ibu-ibu dalam menyediakan makanan yang aman di rumah tangga. Oleh karena itu, edukasi mengenai keamanan pangan menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk di masa depan.

Selanjutnya, strategi yang dijalankan oleh BPOM Kupang terkait program Stunting Desa Pangan Aman ini melibatkan seluruh komunitas, termasuk keluarga, sekolah, dan pelaku usaha, dalam memastikan keamanan pangan. Acara pelatihan ini dihadiri oleh 35 orang yang merupakan kader komunitas dan anak-anak yang mengalami gizi buruk (stunting).

Setelah kegiatan ini selesai, BPOM akan tetap melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi terkait peningkatan kondisi anak-anak, dan mereka akan diberikan makanan tambahan berupa susu kelor produksi NTT.

Dalam rencana jangka panjang, BPOM menargetkan agar seluruh program inovatif yang telah dirancang dapat berjalan lancar pada tahun 2024, sejalan dengan arahan Presiden. Etni menyampaikan harapannya agar program BPOM terus berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari semua pihak.

“Target kami pada tahun 2024 adalah terus mengoptimalkan program BPOM dengan menjalin kolaborasi yang baik dengan semua pihak,” ungkap Etni.

Pada akhir dialog, Etni mengimbau masyarakat, khususnya keluarga, untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap keamanan pangan, terutama pangan olahan. Ia mengajak masyarakat untuk memilih makanan dengan cermat, memeriksa kemasan, label, ijin edar, dan tanggal kedaluwarsa, agar terhindar dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh pangan.

(Dessy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *