SERGAP.CO.ID
KUPANG, || Dalam upaya untuk melaksanakan Tri-Darma Perguruan Tinggi dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana) telah menggelar acara berjudul “Mengubah Sampah Menjadi Harta: Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah Anorganik”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah semakin bertambahnya volume sampah organik dan anorganik di Kota Kupang.
Dalam aula yang ramai di Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, acara ini digelar pada tanggal 21 Juli 2023. Kegiatan diseminasi informasi kesehatan ini tidak hanya mengedukasi masyarakat seputar pengelolaan sampah, tetapi juga mengajak mereka untuk melihat sampah sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan.
Bertindak sebagai penanggung jawab utama, Bapak Agus Setyobudi, SKM.,M.Kes, bersama tim yang terdiri dari para pakar dan mahasiswa FKM Undana, menjelaskan langkah-langkah pemanfaatan kembali sampah anorganik dari rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Tim ini termasuk Ibu DR Luh Putu Ruliati, SKM.,M.Kes, Bapak Sigit Purnawan, SKM.,M.Kes, dan Bapak Soni Doke, S.Pt.,M.Kes, serta empat mahasiswa FKM Undana: Juwinda Sopbaba, Anis Tinal, Saskia Putri Ayu Diah, dan Ardian S Leki.
Bapak Herman Kaho, Sekretaris yang mewakili Lurah Naikoten I Kota Kupang, dalam pembukaannya menegaskan pentingnya pengelolaan sampah dalam menciptakan Kota Kupang yang bersih. Ini adalah komitmen dari Pj Walikota Kupang yang ingin menjadikan kota ini sebagai contoh dalam pengelolaan sampah.
Kerjasama yang terjalin antara Kelurahan Naikoten I dan Universitas Nusa Cendana diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga pelatihan tentang pengelolaan sampah yang kreatif.
Kegiatan ini mencakup praktek nyata dalam mengubah sampah anorganik menjadi bahan yang berguna. Berbagai contoh diantaranya adalah sisa pipa yang dijadikan gantungan jemuran baju, minyak jelantah yang menjadi pengganti lilin, dan bahkan sampah kemasan yang digunakan untuk menambal lubang pada panci. Bukan hanya itu, sampah kemasan odol, gabus, styrofoam, dan tissue juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.
Sebagai penutup acara, Kelurahan Naikoten I menerima alat pembakaran sampah yang dapat diubah menjadi penampungan sampah anorganik. Langkah ini adalah wujud nyata dari kolaborasi antara universitas dan pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Diharapkan, acara ini akan menjadi langkah awal dalam mewujudkan Kota Kupang yang lebih hijau dan berdaya guna.
(Desi)