CIMAHI || Sri Wulan Yuliana masih menjalani kesehariannya sebagai pedagang seblak, padahal perempuan 43 tahun itu saat ini sudah tercatat sebagai calon anggota DPRD Kota Cimahi.
Saban sore, Wulan, begitu ia disapa, masih meladeni pembeli seblak dan minuman dingin di warung sederhana miliknya. Ia dan sang ibu membuka warung kecil-kecilan di teras rumah sejak sepuluh tahun lalu.
“Mudah-mudahan ada takdir saya di 2024, saya sekarang sudah resmi mencalonkan diri maju jadi caleg DPRD Kota Cimahi,” ujar Wulan saat ditemui di kediamannya, Selasa (13/6/2023).
Warga Kompleks Padasuka, RT 02/RW 14, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu bakal bertarung dengan caleg lainnya termasuk para incumbent. DIa menggunakan Partai Hanura sebagai kendaraan politiknya.
“Saya di dapil 6, itu daerahnya Padasuka, Setiamanah, sama Cimahi. Ya modal nekat saja yang penting sudah niat baik,” kata Wulan.
Anak bungsu dari dua bersaudara itu mengaku tak punya modal besar demi mengarungi kontestasi Pileg 2024. Apalagi sebagai pedagang seblak yang berpenghasilan tak menentu.
“Kalau modal besar nggak, tapi ada lah pastinya buat maju. Kalau jualan itu seharu ya rata-rata Rp150 ribu, bisa lebih. Disisihkan saja setiap harinya,” kata Wulan.
Kenekatannya mengarungi pileg 2024 tak lepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya. Terlebih ia sudah punya modal sosial yang cukup mumpuni lantaran sejak lama berkecimpung di yayasan sosial dan keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Kalau awalnya itu ya karena saya sudah lama aktif di kegiatan sosial, terus kegiatan keagamaan dengan ibu-ibu di sekitaran rumah. Dari situ ditawari untuk maju nyaleg, awalnya ragu dan nggak mau,” kata Wulan.
“Tapi akhirnya sama ngobrol sama suami dan keluarga, terutama ibu saya untuk minta restu. Setelah semua kasih izin, akhirnya saya bulat tekad nekat daftar jadi caleg,” tambahnya.
Wulan mengaku sudah menyiapkan strategi bertarung di Pileg DPRD Kota Cimahi pada Pemilu 2024. Ia tidak ingin mengumbar janji, namun langsung berbuat untuk masyarakat seperti yang sudah dilakukannya selama ini.
“Kalau saya nggak mau terlalu banyak pencitraan, pasang spanduk di sana sini, lebih baik kerja sosial saja biar masyarakat yang menilai. Tujuan saya murni memperjuangkan masyarakat bawah,” kata Wulan.
(Dw**)
