KUPANG, || Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) 1 Provinsi NTT menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-VII dengan tema “GSJA yang rekevan, sehat, dan berdampak”.
Acara ini berlangsung di Balai Pengembangan Sumber Daya Alam (BPSDM) NTT pada 12-14 November 2024.
Dengan mengacu pada Kisah Rasul 2:46-47, acara ini bertujuan untuk mendorong penguatan pelayanan gereja di seluruh wilayah.
Sebanyak 219 pelayan dari 14 wilayah di GSJA 1 NTT SMART hadir dalam Rakerda ini. SMART sendiri adalah singkatan dari daerah penyebaran GSJA di NTT, yang mencakup Semau, Rote, dan Timor. Total terdapat 172 gereja dengan sekitar 14.000 jemaat, menjadikan acara ini sangat penting untuk memfasilitasi komunikasi dan perencanaan antara setiap wilayah.
Ketua Badan Pengurus Daerah GSJA 1 NTT SMART, Pdt. Hendri Riadi, menyatakan bahwa Rakerda ini tidak hanya bertujuan untuk mempertanggungjawabkan program kerja Tahun 2024, tetapi juga untuk menyusun program kerja Tahun 2025 berdasarkan Road Map dari pusat. Hal ini menjadi kesempatan bagi setiap pelayan untuk memberikan suara dan ide demi kemajuan bersama.
Dalam diskusi, Ketua Panitia, Pdt. Sriyani P. Manu,menekankan pentingnya membahas dampak positif dari program kerja yang direncanakan. Fokus utamanya adalah membawa lebih banyak jiwa kepada Kerajaan Allah serta menciptakan pergaulan yang sehat di kalangan jemaat. Dengan semangat kolaborasi, diharapkan program-program ini dapat memberikan pengaruh yang nyata di masyarakat.
Rakerda ini juga melibatkan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk mewujudkan NTT yang sejahtera dan berkarakter. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik, dimana setiap individu dapat merasa aman dan berkembang dalam iman.
Namun, Pdt. Sryani menyadari bahwa tantangan ke depan tidaklah mudah. Ia mengajak semua peserta untuk percaya kepada Allah Tri Tunggal dan optimis dalam mengatasi hambatan yang ada. Penting untuk terus berjuang agar lebih banyak orang dapat merasakan kedekatan dengan Tuhan, meskipun tidak semua orang akan merespons dengan positif.
Selain pembukaan Rakerda, acara ini juga diisi dengan pelantikan 30 pendeta yang naik jenjang, termasuk pendeta muda, pendeta pembantu, dan pendeta penuh. Ini adalah langkah penting dalam pengembangan kualitas pelayanan di GSJA.
Hari kedua Rakerda difokuskan pada pengesahan program kerja Tahun 2025. Diakhiri dengan acara Warna Sari, seluruh peserta merayakan pencapaian dan menguatkan komitmen untuk melayani. Awal tahun mendatang, akan ada Pansus yang dibentuk untuk mengatur teknis pelaksanaan di lapangan.
Harapan besar disampaikan oleh panitia agar semua pendeta yang dilantik dapat bekerja dengan semangat dan efisiensi yang lebih tinggi. Dengan dukungan satu sama lain, diharapkan pelayanan GSJA dapat terus berkembang dan membawa dampak positif bagi jemaat dan masyarakat luas.
Dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, GSJA 1 NTT bertekad untuk menjadi gereja yang rekevan, sehat, dan berdampak. Rakerda ini bukan hanya sekadar pertemuan, tetapi sebuah langkah strategis untuk masa depan pelayanan yang lebih baik.
(Dessy)