KAB. OGAN ILIR-SUMSEL, || Desakan publik terhadap kasus meninggalnya tiga pasien setelah cuci darah di RSUD Ogan Ilir dan dugaan pungli di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir semakin menguat. Pada Kamis, 29 Agustus 2024, Serikat Pemuda dan Masyarakat Sumsel (SPM) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Ogan Ilir, menuntut keadilan dan transparansi dalam penanganan kedua kasus tersebut.
Suasana tegang terasa di depan kantor DPRD Ogan Ilir. Para demonstran dari Serikat pemuda dan masyarakat Sumsel (SPM), yang di kordinatori oleh Yovi meitaha, berteriak lantang, membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan mereka, serta meneriakkan yel-yel yang menggema di depan kantor DPRD Ogan Ilir (OI).
Koordinator Aksi SPM, Yovi Meitaha, dengan tegas menyampaikan tuntutan mereka yaitu :
- Mendesak dprd ogan ilir memanggil direktur rsud ogan ilir untuk meminta penjelasannya mengenai kronologis indikasi kejadian dalam pelayanan hd rsud ogan ilir yang diduga malpraktek serta mengapa terjadi penghentian sementara pelayanan Hd di RSUD Ogan Ilir. Informasi ini dihimpun oleh Kritisindonesia.com selama beberapa bulan terkait pelayanan hemodialisa (HD) yang terhenti sejak ada pasien-pasien yang meninggal dunia sekitar bulan November 2023 yang lalu.
- Mendesak DPRD Kab.Ogan Ilir untuk menindaklanjuti dugaan pungli dana kesehatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terjadi di seluruh puskesmas Kabupaten Ogan Ilir sampai saat ini diduga kuat pemotongan paling kecil 15% dan tunjangan pegawai kesehatan 20 ribu/orang pada dinas terkait.
- Meminta DPRD Kab Ogan Ilir untuk memanggil pihak-pihak terkait dan segera membentuk tim guna menyusut tuntas permasalahan diatas.
“Kami menuntut pihak rumah sakit RSUD Ogan Ilir untuk memberikan penjelasan yang transparan kepada publik mengenai insiden meninggalnya tiga pasien setelah cuci darah. Kami meminta pihak rumah sakit untuk mengungkapkan penyebab kematian para pasien dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” Tegas Yovi.
“Tidak hanya itu, kami juga menuding adanya dugaan pungli yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir terhadap setiap Puskesmas, dengan pemotongan dana sebesar Rp20.000 per orang untuk PNS di kabupaten tersebut. Ini adalah bentuk korupsi yang
merugikan masyarakat! Kami mendesak DPRD Ogan Ilir untuk segera menyelidiki kasus ini dan menindak tegas para pelaku,” lanjut Yovi, menegaskan keprihatinan SPM terhadap dugaan korupsi di bidang kesehatan.
Aksi demonstrasi SPM menarik perhatian masyarakat sekitar dan beberapa anggota DPRD Ogan Ilir yang keluar menemui para demonstran. Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Ketua DPRD Ogan Ilir, Ahmad Syafe’i, S.Sos., M.Si. dari Partai NasDem, langsung menenangkan para demonstran dengan menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti tuntutan SPM.
“Kami memahami keresahan masyarakat terkait insiden di rumah sakit dan dugaan pungli yang terjadi. Oleh karena itu, DPRD Ogan Ilir akan mengadakan rapat hari ini untuk membahas kedua isu tersebut. ” Ujar Ahmad Syafe’i.
“Kami akan memanggil pihak rumah sakit untuk meminta penjelasan mengenai insiden tersebut, termasuk penyebab kematian para pasien dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Kami juga akan menanyakan kepada pihak Dinas Kesehatan mengenai dugaan pemotongan dana. Jika terbukti, kami akan menindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku. ” Tegasnya.
Ahmad Syafe’i berharap agar masyarakat dapat bersabar dan memberikan kesempatan kepada DPRD Ogan Ilir untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.
“Kami akan bekerja keras untuk mencari solusi terbaik dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali,” Pungkasnya.
Aksi demonstrasi SPM menjadi bukti nyata kepedulian masyarakat terhadap kasus rumah sakit dan dugaan pungli yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir. Ketegasan DPRD Ogan Ilir untuk menindaklanjuti tuntutan SPM diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat dan menjadi langkah awal untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik di Kabupaten Ogan Ilir.
(Wan/Tim)