Cincau Di Jalur Cianjur-Bandung Memiliki Rasa Gurih dan Tekstur Kenyal Yang Mampu Memanjakan Lidah

SERGAP.CO.ID

KAB. CIANJUR, – Jalur Cianjur Bandung tepatnya di jalan Sasak Rajamandala perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur Jawa Barat, di sini bisa dijumpai deretan Pedagang Cincau di sepanjang trotoar jalan.

Pengrajin Cincau dari orang Ciranjang, Kabupaten Cianjur ini ternyata memiliki rasa yang nikmat dan khas. Selain rasanya yang gurih, juga memiliki tekstur kenyal yang mampu memanjakan lidah.

Konon katanya menurut pengetahuan, cincau juga dapat meringankan gejala panas dalam.

Tidak begitu saja bila ingin membuat cincau yang baik dan kenyal. Tentunya, beberapa langkah dalam proses pembuatannya pun mesti diperhatikan.

Seperti halnya yang diceritakan salah satu pedagang cincau di jalan Sasak Rajamandala, Teh Ai (30) ketika dijumpai awak media di lapak tempat jualannya, Sabtu (20/3/21).

Teh Ai membongkar resep bagaimana cara agar membuat cincau yang baik dan oke.

“Pertama itu dari segi daun cincau harus sudah matang dan menua,” kata Teh Ai.

Karena jika membuat cincau dari daun yang masih terlihat muda, itu akan menyebabkan hasil cincau agak sedikit mengalami encer dan memiliki warna sedikit pudar.

“Jika cincau encer itu kemungkinan pemilihan daun cincau yang kurang tepat mas,” ujarnya kepada awak media.

Rupanya tak hanya itu, rahasia berikutnya ia ungkapkan agar cincau memiliki kekenyalan dan kepadatan yang baik.

“Diendapkan itu paling semalam, besok harinya sudah menakar dan membeku jadi cincau,” imbuhnya.

Lanjut Ai, jangan lupa yang harus dilakukan saat proses pengendapan dan penakaran. Air daun cincau yang sudah disaring ditambahkan air abu pohon karet atau pohon singkong,” bebernya.

Ai menjamin resep tersebut mampu mendapatkan hasil cincau yang baik dan berkwalitas.

“Kalo dari segi basi antisipasinya paling kita setelah penakaran langsung masuk lemari es agar bisa bertahan dua sampai tiga hari. ”Ujar Teh Ai.

Namun, jika cincau dagangannya di hari yang sama tersisa dan tidak terjual semuanya, ia memastikan tidak dijual esok harinya lagi dan kemungkinan mengalami rasa basi.

“Kalau ga habis, semua cincaunya ya saya buang mau ga mau,” Katanya.

Ai mengatakan bahwa cincau yang dibuatnya tidak memakai bahan formalin.

“Kami tidak pernah pakei itu mas, kami ini bikin alami,” Akunya.

Teh Ai sehari-harinya berjualan es cincau dan sudah sekian lama ia menggeluti bisnis tersebut.

Teh Ai mengaku sudah berjualan di tempat itu hampir dari tahun 2008 hingga kini.

Jika di hari weekend, omsetnya cukup lumayan. Bahkan, bisa menjual 50 sampai 100 gelas.

Cukup merogoh 5000 rupiah saja, cincau buatan Teh Ai dan para pedagang cincau yang ada di Sasak Rajamandala sudah dapat kita jajal.

(Depe)

Pos terkait

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.