Bank Mandiri Catat Kinerja Impresif, Kredit dan Digitalisasi Melonjak

Caption : Ket: Manajemen Bank Mandiri Bali Nusra

SERGAP.CO.ID

KUPANG, || Bank Mandiri mencatat pertumbuhan aset signifikan sepanjang 2024, mencapai Rp 2.427 triliun atau tumbuh 11,6% YoY.

Bacaan Lainnya

Kinerja ini didorong oleh ekspansi kredit yang merata, optimalisasi ekosistem wholesale, dan transformasi digital yang agresif namun tetap prudent. Dengan capaian ini, Bank Mandiri semakin mengukuhkan posisinya sebagai bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Regional CEO Bali dan Nusa Tenggara, Winardi Legowo, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit menjadi motor utama ekspansi bisnis. Total penyaluran kredit mencapai Rp 1.670,5 triliun, melonjak 19,5% YoY, jauh melampaui rata-rata industri. Segmen wholesale tetap menjadi pilar utama dengan pertumbuhan 25,5% YoY hingga menyentuh Rp 913,3 triliun.

Bank Mandiri juga menunjukkan komitmen dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Total kredit UMKM mencapai Rp 135 triliun, tumbuh 6% YoY, dengan pertumbuhan di NTT mencapai 32,48%. Strategi ini memastikan distribusi kredit yang merata dan menciptakan dampak ekonomi yang inklusif, terutama di daerah seperti NTT yang memiliki potensi besar di sektor UMKM.

Selain ekspansi kredit, Bank Mandiri terus memperkuat layanan finansial berbasis digital. Super app Livin’ by Mandiri kini memiliki 29,3 juta pengguna dengan total transaksi mencapai 3,9 miliar kali, meningkat 38% YoY. Di NTT, jumlah pengguna mencapai 159 ribu, dengan pertumbuhan transaksi 45,1% YoY. Digitalisasi ini menjadi kunci efisiensi dan kemudahan akses layanan bagi nasabah di berbagai daerah.

Di segmen perbankan wholesale, platform Kopra by Mandiri semakin diandalkan oleh pebisnis dan pelaku usaha. Nilai transaksi Kopra mencapai Rp 22.700 triliun, tumbuh 17% YoY, sementara di NTT pertumbuhannya mencapai 117,1% YoY.

“Kami terus mendorong inovasi digital agar layanan perbankan lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah,” ujar Winardi.

Selain ekspansi bisnis, Bank Mandiri juga menjaga fundamental yang sehat. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan / NPL) turun 5 basis poin menjadi 0,97%, menunjukkan ketahanan bank dalam menghadapi tantangan ekonomi. Di NTT, NPL tetap terkendali, mencerminkan kualitas kredit yang baik.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,73% YoY, mencapai Rp 1.699 triliun, dengan dominasi dana murah (current account saving account / CASA) sebesar 80,3%. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan tabungan 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun dan giro 3,6% YoY menjadi Rp 606 triliun.

Bank Mandiri juga mencatat realisasi laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada 2024. Diversifikasi pendapatan menjadi kunci keberhasilan, dengan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) meningkat 4,12% YoY, mencapai Rp 42,32 triliun. Peningkatan ini ditopang oleh transaksi digital, layanan treasury, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

Di sektor keberlanjutan, Bank Mandiri semakin agresif mengalokasikan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan. Portofolio hijau mencapai Rp 149 triliun, tumbuh 15,2% YoY, dengan fokus pada energi baru terbarukan (EBT) senilai Rp 11,8 triliun, meningkat 21% YoY. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen bank dalam mendukung transisi energi dan ekonomi hijau.

Dengan fundamental yang kuat dan inovasi digital yang agresif, Bank Mandiri optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan pada 2025. Strategi ekspansi yang berfokus pada sektor strategis akan terus diperkuat guna memastikan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.

“Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah bagi nasabah. Dengan pendekatan ini, kami yakin dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memperluas akses perbankan di seluruh Indonesia, termasuk di NTT,” pungkas Winardi.

(Dessy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *