KUPANG, || Nusa Tenggara Timur, kini terjebak dalam gelombang kekhawatiran yang semakin meluas. Kasus bunuh diri yang terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir telah menjadi ancaman nyata bagi masyarakat.
Namun, yang jauh lebih berbahaya adalah kenyataan bahwa media sosial kini menjadi sarana yang mempercepat penyebaran tragedi ini. Apa kita akan terus diam saja, menonton keputusasaan orang lain sebagai tontonan?
Setiap kali sebuah video atau foto tragis bunuh diri muncul di media sosial, efek domino yang ditimbulkan bisa menghancurkan lebih banyak nyawa. Bukan hanya korban yang sudah berada di ujung tanduk, tetapi juga mereka yang melihatnya—terutama anak-anak dan remaja yang sangat rentan terhadap pengaruh buruk. Apa yang kita ajarkan kepada generasi muda kita?
Kapolresta Kupang, Kompol Pol Aldinan Manurung, mengungkapkan kekhawatirannya dengan keras.
“Kami akan menindak tegas siapa pun yang menyebarkan konten bunuh diri! Ini lebih dari sekadar pelanggaran, ini adalah kejahatan!” Pihak kepolisian tidak main-main dalam masalah ini.
Penyebaran video atau foto bunuh diri tidak hanya merusak psikologis masyarakat, tetapi juga menciptakan efek peniruan yang bisa menular ke orang lain yang mungkin tengah berjuang melawan masalah hidup yang berat.
Namun, masalah ini tidak hanya berada di tangan kepolisian. Kita semua sebagai masyarakat juga harus bertanggung jawab. Setiap kali kita membagikan, menyukai, atau bahkan hanya menonton konten tersebut, kita menjadi bagian dari masalah yang lebih besar. Sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita, sebagai masyarakat, menjadi bagian dari penyebab semakin maraknya kasus bunuh diri?
Posting konten bunuh diri bukan hanya soal melanggar hukum; ini adalah soal moralitas, soal menghargai nyawa orang lain, dan soal bagaimana kita memberi dampak pada dunia ini. Kita harus berhenti menjadikan tragedi orang lain sebagai hiburan atau bahan pembicaraan. Jangan biarkan media sosial menjadi pembunuh yang tidak tampak, yang menyebar lebih cepat daripada virus.
Kapolresta Kupang mengingatkan, “Hukuman berat sudah menanti bagi siapa pun yang menyebarkan konten bunuh diri. Kami akan memastikan tidak ada yang lolos begitu saja.” Jadi, mari kita pikirkan dua kali sebelum mengunggah atau membagikan video atau foto yang bisa berbahaya bagi orang lain. Tidak ada lagi alasan untuk membiarkan media sosial menjadi senjata pemicu kehancuran lebih banyak nyawa!
Waktunya untuk kita semua bertindak. Jangan biarkan tragedi ini menjadi viral; biarkan kita menjadi bagian dari solusi, bukan masalah. Kita perlu menciptakan ruang yang aman dan mendukung, di mana orang-orang yang berjuang dengan masalah mental merasa dihargai dan didengarkan.
Kita bisa memulai perubahan ini dengan mendidik diri sendiri dan orang lain tentang kesehatan mental. Dengan meningkatkan kesadaran, kita bisa membantu mencegah tragedi lebih lanjut. Mari kita gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif, memberi dukungan, dan mengedukasi orang tentang pentingnya berbicara tentang masalah kesehatan mental.
Ingatlah, setiap tindakan kecil bisa membuat perbedaan besar. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada lagi nyawa yang hilang akibat keputusasaan yang bisa dicegah.
(Dessy)