TULUNGAGUNG, || RSUD dr Iskak Tulungagung kembali menorehkan prestasi. Terbaru, rumah sakit umum daerah (RSUD) satu ini ditetapkan sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang bisa mendidik dokter subspesialis intervensi jantung.
Hal ini disampaikan Plt Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung dr Kasil Rokhmad usai menerima kunjungan Tim Survey Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia (JPDI) pada Jumat 8 Maret 2024 sore.
“Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan semuanya sudah terpenuhi. Sehingga kita tidak terlalu ada persiapan, kita hanya bekerja setiap hari. Nanti tinggal menyesuaikan kurikulumnya,” papar dr. Kasil.
Setelahnya, RSUD dr Iskak Tulungagung tinggal menyesuaikan kurikulum pendidikan yang sudah ada baik dari kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia ataupun dari rumah sakit lainnya.
“Ini adalah RSUD milik kabupaten tingkat dua pertama kali yang bisa dipercaya untuk mendidik dokter spesialis menjadi dokter sub spesialis. Rata-rata pendidikan dilaksanakan pada university-base. Ini rumah sakit pertama yang boleh menyelenggarakan hospital-base,” tutupnya.
Di Kesempatan yang sama Ketua Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia, dr. Renan Sukmawan Sp.JP(K), PhD, MARS mengatakan ika RSUD dr. Iskak sudah boleh menyelenggarakan hospital-base untuk mendidik dokter spesialis menjadi seorang dokter felosip (pendidikan tambahan setelah dokter spesialis).
“Selamat untuk RSUD dr Iskak Tulungagung yang sudah dapat menjadi tempat pendidikan bagi dokter ahli jantung bidang Kardiologi Intervensi. Tidak banyak tempat yang seperti ini di Indonesia,” ungkap dr Renan Sukmawan Sp.JP(K), PhD, MARS.
Menurut dr Renan saat ini pemerintah sudah berupaya menyediakan Catherization Laboratory (Cathlab) di banyak rumah sakit. Tahun ini saja ada 15 rumah sakit daerah yang telah mendapatkan bantuan Cathlab. Namun alat tersebut harus dioperasikan oleh dokter spesialis jantung yang memiliki subspesialis intervensi jantung.
Masih menurut dr Renan, RSUD dr Iskak Tulungagung dipilih karena selama ini memiliki catatan kesuksesan pemasangan ring jantung yang cukup tinggi. Apalagi ditunjang dengan prasarana pendukung, seperti Public Safety Center (PSC) hingga Emergency Medical Service (EMS) serta peralatan canggih lainnya.
“Kami datang ke sini untuk menilai kesiapan. Kami datang ke sini karena kami dengar di sini RSUD itu punya jumlah kasus banyak, sehingga bisa menjadi tempat pendidikan spesialis jantung bidang kardiologi intervensi,” ungkapnya.
Renan menjelaskan, untuk bisa menjadi seorang subspesialis intervensi Jantung, seorang dokter spesialis jantung harus sudah melakukan intervensi 300 kasus secara mandiri.
Selanjutnya RSUD dr Iskak Tulungagung bisa menerima peserta pendidikan dari seluruh Indonesia. Program ini akan dimulai dengan satu orang peserta dengan jangka waktu pendidikan minimal 9 bulan.
(DAR)