Diduga ASN Pintu Air di Musi Rawas Jarang Masuk Kantor, Petani Keluhkan Dampaknya

SERGAP.CO.ID

KAB. MUSI RAWAS, || Dugaan praktik curang dalam sistem kepegawaian pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kembali mencuat. Kali ini, sorotan tertuju pada salah satu petugas pintu air (PPA) di UPT D.I. Kelingi, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, yang diduga jarang masuk kantor selama berbulan-bulan.

Temuan ini terpantau oleh wartawan Media Online & TV Sergap yang beberapa kali mendatangi kantor UPT D.I. Kelingi. Berdasarkan pengamatan, petugas berinisial Leman Indra kerap tidak berada di tempat saat jam kerja dan bahkan sering terlihat bebas berkeliaran tanpa mengenakan pakaian dinas.

Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa Leman Indra sengaja menutupi statusnya sebagai ASN agar leluasa beraktivitas di luar jam dinas. Keadaan tersebut menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dan petani yang bergantung pada pelayanan pengairan dari instansi tersebut.

Untuk memastikan kebenaran informasi, wartawan Sergap mendatangi kantor UPT D.I. Kelingi guna meminta klarifikasi. Kedatangan awak media disambut oleh Lukman Ade, selaku kepala bagian di kantor tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Lukman Ade membenarkan bahwa petugas bernama Leman Indra sudah lama tidak terlihat di kantor. “Iya benar, Leman jarang ngantor. Kami pun bingung, tak ada kabar berita. Sudah berbulan-bulan tak terlihat. Kami coba hubungi lewat telepon, tapi nomornya sudah tidak aktif. Mau kami datangi ke rumahnya juga tidak memungkinkan,” ujar Lukman kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Menanggapi hal itu, awak media berencana melaporkan temuan ini ke Kantor Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Sumatera Selatan, agar diberikan sanksi tegas terhadap ASN yang bersangkutan. Pasalnya, meski tidak aktif bekerja selama berbulan-bulan, gajinya diduga tetap disalurkan alias “makan gaji buta.”

Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, ASN yang melanggar kedisiplinan dapat dikenakan sanksi administratif hingga pemberhentian dengan tidak hormat.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Tugumulyo mengeluhkan dampak dari kelalaian tersebut. Mereka mengaku kesulitan mengatur jadwal tanam akibat pembagian air yang tidak merata, pintu air yang tidak terawat, serta tumpukan sampah dan rumput liar di saluran irigasi.

(Aberi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *