TTS, || Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, Yusinta Ningsih Nenobahan tetap teguh memegang akar budayanya. Perempuan asal Timor Tengah Selatan (TTS) ini tak hanya sukses merintis karier di perantauan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan kegigihan dan dedikasinya dalam melestarikan budaya daerah.
Sejak kecil, Yusinta telah terbiasa menghadapi tantangan. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang menanamkan nilai kerja keras dan kejujuran.
“Orangtua saya selalu mengajarkan bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari keterbatasan,” kenangnya. Bermodalkan semangat itu, ia merantau ke Jakarta untuk mengejar pendidikan dan membangun masa depan yang lebih baik.
Perjalanan Yusinta tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami kesulitan ekonomi yang memaksanya bekerja sambil kuliah. Dari menjadi asisten rumah tangga hingga membuka usaha kecil-kecilan, ia tak pernah menyerah.
“Setiap tantangan saya anggap sebagai ujian yang harus dilalui. Saya yakin kerja keras tidak akan mengkhianati hasil,” ujarnya.
Meski jauh dari kampung halaman, Yusinta tetap menjaga identitasnya. Ia aktif mengadakan berbagai kegiatan budaya untuk memperkenalkan tradisi TTS kepada masyarakat Jakarta. Dari pertunjukan tari tradisional hingga pelatihan tenun ikat, ia ingin generasi muda tetap bangga dengan warisan leluhur.
“Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan Timor bisa bersinar di mana pun mereka berada. Kita hanya perlu percaya diri dan berjuang tanpa menyerah,” tegas Yusinta.
Dengan tekad dan kerja keras, ia membuktikan bahwa asal-usul bukanlah penghalang untuk sukses.
Kini, nama Yusinta viral di media sosial dan menuai banyak pujian. Banyak yang terinspirasi oleh kisahnya, terutama generasi muda dari daerah kecil yang bermimpi besar. Dengan semangat pantang menyerah, ia terus menjadi sosok teladan bagi banyak orang yang ingin mengukir jejak sukses di tanah perantau
(Dessy)
