Khutbah Jumat: 6 Keutamaan Lailatul Qadar dan Bagaimana Meraihnya?

SERGAP.CO.ID,-

Berikit ini Naskah Materi Khutbah Jumat dengan judul “6 Keutamaan Lailatul Qadar dan Bagaimana Meraihnya?” Dibuat Oleh: KH Nur Rohmad, Ketua Komisi Dakwah & Pengembangan Masyarakat MUI Kab Mojokerto. Semoga bermanfaat.

Bacaan Lainnya

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ،

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ١ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ٢ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ٤ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Tema khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini adalah: “Malam Nuzulul Qur’an dan 6 Keutamaan Lailatul Qadar ”.
Hadirin rahimakumullah,

Apa itu Lailatul Qadar ?

Lailatul Qadar adalah di antara kekhususan yang Allah anugerahkan kepada umat Nabi Muhammad. Ia adalah malam yang penuh kemuliaan. Ibadah di dalamnya lebih utama daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar -nya. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan.

Umat-umat Nabi terdahulu bisa beribadah di dunia ini dalam jangka waktu yang lama karena Allah menjadikan usia mereka panjang-panjang. Sedangkan umat Nabi Muhammad meskipun usia mereka rata-rata hanyalah antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, akan tetapi Allah menganugerahkan Lailatul Qadar kepada mereka. Dengan adanya Lailatul Qadar , umat Nabi Muhammad berkesempatan mendapatkan pahala yang besar meskipun hidupnya tidak lama di dunia ini.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah..

Apa saja keutamaan Lailatul Qadar ?

Pertama, Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Alquran . Sebagaimana kita tahu bahwa proses turunnya Alquran terjadi dalam dua tahap:

Tahap pertama, turunnya Alquran dari lauh mahfuz ke suatu tempat di langit yang pertama (langit dunia) yang bernama bait al ‘izzah. Dalam tahap pertama ini, Alquran diturunkan semuanya dari awal hingga akhir secara lengkap. Hal itu terjadi pada malam Lailatul Qadar yang saat itu bertepatan dengan malam dua puluh empat Ramadhan.
Allah ta’ala berfirman:

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ

Maknanya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran itu pada malam Lailatul Qadar.” (QS al Qadr: 1)
Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وأُنزِلَ الْإِنْجِيْلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُوْرُ لِثَمَان عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ (رواه أحمد والطبراني والبيهقي وغيرهم)

Maknanya: “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada malam keenam Ramadhan, Injil diturunkan pada malam tiga belas Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam delapan belas Ramadhan dan Alquran diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan.” (HR Ahmad, ath Thabarani, al Baihaqi dan lainnya)

Tahap kedua, turunnya Alquran dari bait al ‘izzah di langit yang pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam tahap kedua ini, Alquran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab dan peristiwa tertentu selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.

Lima ayat pertama dari surat al ‘Alaq adalah yang pertama diturunkan kepada beliau di gua Hira’ dengan perantaraan malaikat Jibril ‘alaihis salam. Dan hal itu menurut sebagian ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Atas dasar inilah kemudian malam 17 Ramadhan diperingati umat Islam sebagai malam nuzul Alquran .

Kedua, Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍ

Maknanya: “Sesungguhnya kami turunkan Alquran itu pada malam yang penuh berkah (malam Lailatul Qadar).” (QS ad Dukhan: 3)

Ketiga, pada malam Lailatul Qadar, Allah memberitahukan kepada para malaikat mengenai apa yang terjadi di kalangan para hamba sampai datangnya Lailatul Qadar pada tahun berikutnya. Allah memberitahukan kepada mereka siapa saja yang lahir, mati, ditimpa musibah, sakit, sehat, dilapangkan rezekinya, disempitkan rezekinya dan lain sebagainya dalam kurun satu tahun kedepan. Tafsir al Qurthubi, an Nasafi dan lainnya menjelaskan bahwa itulah makna dari ayat:

فِيهَا يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ

Maknanya: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS ad Dukhan: 4)

Keempat, amal shalih pada Lailatul Qadar lebih baik daripada amal shalih yang dilakukan selama seribu bulan sebagaimana ditegaskan oleh Allah:

لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ

Maknanya: “Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS al Qadr: 3)

Kelima, para malaikat dari setiap langit turun memenuhi lapisan bumi mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap orang yang menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah. Allah ta’ala berfirman:

تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ

Maknanya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” (QS al Qadr: 4). Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ الْقَدْرِ نَزَلَ جِبْرِيْلُ فِي كَبْكَبَةٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ يُصَلُّوْنَ وَيُسَلِّمُوْنَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ قَائِمٍ أَوْ قَاعِدٍ يَذْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَيَنْزِلُوْنَ مِنْ لَدُنْ غُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى طُلُوْعِ الْفَجْرِ (رواه البيهقى فى شعب الإيمان والسيوطىّ فى الجامع الكبير)

Maknanya: “Jika tiba Lailatul Qadar , malaikat Jibril turun dengan serombongan malaikat lalu mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk berdzikir mengingat Allah. Mereka turun dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar” (HR al Baihaqi dalam Syu’ab al Iman dan as Suyuthi dalam al Jami’ al Kabir)

Keenam, Lailatul Qadar adalah malam keselamatan dan keberkahan bagi para wali dan orang-orang yang melakukan ketaatan. Pada malam itu, syetan tidak dapat berbuat buruk kepada orang-orang yang melakukan kebaikan. Allah ta’ala berfirman:

سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ

Maknanya: “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar” (QS al Qadr: 5)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Kapan terjadinya Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar terjadi satu kali dalam satu tahun di bulan Ramadhan. Mungkin saja ia terjadi pada satu malam di antara malam-malam Ramadhan. Mungkin pada malam pertama, malam kesembilan atau malam-malam yang lain. Akan tetapi kemungkinan besar ia terjadi pada salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اِلْتَمِسُوْهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (رواه البخاري)

Maknanya: “Carilah Lailatul Qadar itu di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan” (HR al Bukhari)

Imam Syafi’i berpendapat sebagaimana dikutip oleh Syekh Zakariyya al Anshari dalam Fath al Wahhab bahwa Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada malam 21 atau malam 23 Ramadhan. Sedangkan para ulama yang lain berpendapat, kemungkinan besar Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadhan.

Mengapa Lailatul Qadar keberadaannya dirahasiakan? Salah satu hikmahnya adalah supaya kita senantiasa beribadah terus menerus tanpa henti pada setiap malam di bulan Ramadhan.

Hadirin rahimakumullah…

Apa saja tanda terjadinya Lailatul Qadar ?

Dalam kitab Jawahir al A’immah fi Tafsir Juz’i ‘Amma, disebutkan bahwa di antara tanda-tandanya adalah melihat cahaya yang bukan cahaya matahari, cahaya bulan atau cahaya listrik, melihat terbitnya matahari pada keesokan harinya berbeda dengan saat ia terbit di hari-hari yang lain, yaitu dalam keadaan putih dan tidak banyak memancarkan cahaya, melihat pohon bersujud dan lain sebagainya.

Sebagian orang melihat tanda-tanda itu dalam mimpi dan sebagian yang lain melihatnya dalam keadaan jaga. Melihatnya dalam keadaan jaga adalah lebih sempurna keberkahan dan kemuliaannya. Barang siapa yang melihatnya dalam keadaan jaga, maka sungguh ia telah melihat Lailatul Qadar.

Sedangkan melihatnya dalam mimpi adalah sebuah kebaikan. Dan barang siapa yang tidak melihat tanda-tanda tersebut akan tetapi ia bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan pada malam itu, maka ia memperoleh keberkahan yang agung.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Apa yang semestinya dilakukan ketika melihat tanda Lailatul Qadar ?

Yang dilakukan adalah menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti memperbanyak membaca istighfar, dzikir, shalat-shalat sunnah, memperbanyak membaca Alquran , beri’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Serta memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagaimana diriwayatkan Ibnu Majah:

اللهم إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun mencintai pengampunan, maka ampunilah dosa-dosaku.”
Juga memperbanyak membaca doa yang paling sering dibaca oleh Baginda Nabi baik pada Ramadhan atau pun di luar Ramadhan:

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

“Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Maknanya: “Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan berbagai ibadah dengan dilandasi keimanan dan niat mengharap ridla Allah semata, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR al Bukhari dan Muslim).

Hadirin yang dirahmati Allah..

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga kita dikuatkan dan dimudahkan oleh Allah ta’ala untuk melakukan berbagai ketaatan di bulan Ramadhan, melihat salah satu tanda Lailatul Qadar dan keluar dari Ramadhan dalam keadaaan meraih derajat takwa. Amin.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا،

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: Halaman Artikel khutbah Jumat Majlis Ulama Indonesia [MUI]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *