KUPANG, || Seorang perempuan paru baya Katarina Nitbani, 69 tahun, berbagi cerita hidupnya yang penuh perjuangan di gubuk reot, ditengah situasi deklarasi akbar pasangan calon gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu.
Kisah pilu inipun menyulut Kamlasi yang berjanji membantu menyumbangkan perpuluhannya untuk membangun rumah layak huni bagi Katarina.
“Setiap kontribusi kecil dapat memberikan dampak besar,” tegasnya sembari mengajak masyarakat untuk bersatu membangun NTT yang lebih baik. Kisah Katarina Nitbani ini menjadi simbol harapan dan kepedulian dalam mewujudkan kesejahteraan bagi semua.
Simon Petrus Kamlasi menegaskan bahwa perhatian terhadap masyarakat yang kurang beruntung adalah prioritas utama.
“Kami ingin setiap orang di NTT merasakan cinta dan perhatian dari pemimpin mereka,” ujarnya penuh semangat.
Dalam acara yang tidak hanya sekadar ajang politik ini, Simon dan Adrianus mengajak semua pihak untuk bersama-sama menciptakan perubahan.
Kisah Katarina bukan hanya mengisahkan penderitaan, tetapi juga harapan baru. Dengan bantuan yang diberikan, diharapkan dia dan keluarganya dapat merasakan kenyamanan dalam sebuah rumah yang layak huni, jauh dari kesulitan yang telah mereka alami selama ini.
Deklarasi ini juga menjadi momen bagi masyarakat untuk menyatukan langkah dalam membangun NTT yang lebih baik. “Ini bukan hanya tentang kami, tetapi tentang kita semua. Kita harus berkolaborasi untuk mewujudkan cita-cita bersama,” ungkap Simon, mengajak semua elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan.
Paket SIAGA yang diusung oleh Simon dan Adrianus tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga melibatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui berbagai program, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan sumber penghidupan mereka, sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan.
“Momen haru ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa di balik setiap angka, terdapat manusia dengan mimpi dan harapan,” lanjut Simon, mengajak masyarakat untuk tidak melupakan mereka yang membutuhkan.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Simon Petrus Kamlasi berjanji akan terus berjuang demi kesejahteraan masyarakat NTT.
“Mari kita wujudkan harapan ini bersama-sama, agar setiap warga dapat hidup dengan martabat,” tutupnya.
Kisah Mama Katarina dan langkah nyata yang diambil oleh Paket SIAGA diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut berkontribusi.
Semoga setiap usaha ini membuahkan hasil nyata dan menjadikan NTT sebagai Provinsi yang lebih sejahtera dan berdaya saing. Mari kita bergandeng tangan untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi semua.
Dengan semangat gotong royong yang terpancar dari deklarasi ini, diharapkan lebih banyak kisah-kisah inspiratif muncul dari masyarakat NTT.
Setiap tindakan kecil, seperti yang ditunjukkan oleh Simon, dapat mengubah kehidupan banyak orang.
Sebagai langkah lanjutan, Simon dan Adrianus berkomitmen untuk menyusun program-program konkret yang dapat diakses oleh semua kalangan. Fokus utama mereka adalah pada pendidikan, kesehatan, dan perumahan, dengan harapan bahwa setiap warga NTT memiliki akses yang layak untuk hidup yang lebih baik.
“Mari kita bersama-sama mengangkat harkat dan martabat masyarakat NTT. Kita semua memiliki peran dalam mewujudkan visi ini,” seru Simon, mengakhiri deklarasi dengan penuh harapan.
Kehadiran Mama Katarina di acara tersebut bukan hanya simbol perjuangan individu, tetapi juga representasi dari banyak orang yang mendambakan perubahan. Dengan kolaborasi dan kepedulian bersama, masa depan NTT yang lebih cerah dan sejahtera bukanlah impian yang mustahil.
Semoga upaya ini menjadi pemicu semangat untuk membangun komunitas yang lebih baik, di mana setiap orang dapat merasakan cinta dan perhatian dari sesama. Mari kita dukung bersama, agar setiap langkah yang diambil menuju perbaikan kehidupan menjadi kenyataan. NTT, saatnya untuk bangkit dan bersatu demi masa depan yang lebih baik!
(Dessy)
