Pengerjaan Proyek Penanggulangan Banjir di Tanjungpinang Menuai Tanda Tanya

SERGAP.CO.ID

KEPRI, || Alamak,Proyek pembangunan Folder Pengendalian Banjir jalan Pemuda kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri),kembali menjadi gunjingan warga.

Bacaan Lainnya

Pasalnya Proyek yang dikerjakan PT.Belimbing Sriwijaya tahun 2021 silam,tidak selesai dan mangkrak. Padahal nilai kontrak yang bersumber dari APBN tahun 2021 sangat pantastis yakni sebesar Rp. 16.341.433.271,18,-

Namun kontraktor pelaksana hanya mampu melaksanakan pengerjaan di bawah 30 persen dari kontrak, sampai berakhirnya masa kontrak. Sehingga, proyek ini pun menjadi bahan penyelidikan di Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2022 lalu.

Hal ini disampaikan Denny Anteng Prakoso SH,MH Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) kejati Kepri saat Ditemui di ruang Media Centre Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Keprii “pihak Kejati saat ini sedang menunggu hasil perhitungan kerugian negara dari BPK.
Dan Sampai saat ini, permasalahan pada proyek penanggulangan banjir yang dikerjakan oleh PT. Belimbing Sriwijaya, masih dalam proses Penyidikan di Pidsus Kejati. Lagi menghitung Kerugian Negara (KN) oleh Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP), “ujar Denny (31/10/2023).

Belakangan tercium aroma tak sedap terkait pengerjaan proyek.Dimana belum selesainya proses hukum atas proyek pembangunan Polder,tahun 2021, Justru pada pertengahan tahun 2023,  Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sumatera IV kembali melanjutkan pengerjaan proyek pembangunan Polder di jalan Pemuda tersebut.Serta didampingi pihak Kejati Kepri.

Namun belakangan beredar kabar,  bahwa lanjutan proyek Polder di jalan Pemuda ini yang mendapat pendampingan dari Kejaksaan. terindikasi ada upaya untuk memperkaya oknum-oknum tertentu dari uang negara.

Indikasi lainnya, berbagai kejanggalan pun ditemui di dalamnya. Diantaranya, membengkaknya anggaran pembangunan Polder yang sebelumnya hanya jalan Rp.16 miliar dari pagu dana Rp. 22 miliar di tahun 2021. Tapi, pembangunan berikutnya malah membengkak menjadi Rp.26 miliar dari pagu dana Rp. 29 miliar di tahun 2023.

Kejanggalan lainnya mengarah adanya dugaan pengaturan tender untuk menentukan perusahaan pemenang. Sehingga, berpotensi menimbulkan mahalnya biaya pekerjaan konstruksi pembangunan Polder tersebut. 

Sebagaimana ditampilkan pada laman website resmi www.lpse.kementerianpupr.go.id, sampai saat ini, tender Penyempurnaan Polder Pengendalian Banjir Jalan Pemuda di Kota Tanjungpinang itu, tidak ada mengumumkan nama perusahaan pemenang berkontrak.

Meski perusahaan pemenang yang ditetapkan adalah PT. Bangun Cipta Artha dengan nilai penawaran Rp. 28.709.552.913,90. 

Nilai penawaran PT. Bangun Cipta Artha pada tender berbeda dengan nilai kontrak yang ditampilkan pada papan proyek di lokasi pekerjaan, tertulis  Kontraktor pelaksana PT. Bangun Cipta – EEKCON, KSO tanggal kontrak 06 juni 2023, nilai kontrak Rp.26.100.000.000,-.

Berdasarkan informasi yang didapat dari sunber media ini. “proyek itu sempat ada evaluasi oleh PPK dengan kontrak sebelum dilakukan penandatanganan kontrak, “terang sumber

Dia juga menilai, “seharusnya pihak PPK tidak melakukan ikatan kontrak terhadap PT. Bangun Cipta Artha saat evaluasi administrasi, Pokja di BP2JK seharusnya menggugurkan perusahaan yang tidak memiliki pengalaman pekerjaan dalam masa empat tahun terakhir. 

Namun sepertinya,”PT Bangun Cipta Artha seperti mendapat imunitas dari Pokja. Justru peserta lain yang melakukan penawaran lebih rendah digugurkan. “bebernya.

Sumber media ini juga menunjukkan harga penawaran setiap perusahaan yang ikut tender. Bahkan ada dugaan proyek ini terindikasi Mark Up. 

Atas dugaan pengaturan tender di atas, Fani Dhuha, Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) wilayah IV coba dikonfirmasi media melalui layanan WA (09/11/2023). Bahkan, ditelpon langsung. Tapi, terkesan enggan menjawab.

(Maniur).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.