Kawasan Industri Bolok Siap Tarik Investor, Targetkan 20 Ha Tenant Baru pada 2025

SERGAP CO.ID

KUPANG, || Direktur Utama PT Kawasan Industri Bolok (KIB), Toni Angtariksa Dima, SE, menegaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan pengelolaan aset milik Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2025.

Bacaan Lainnya

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta menjadikan Kawasan Industri Bolok sebagai magnet investasi di NTT.

Dima menjelaskan bahwa sejumlah terobosan telah disiapkan untuk menarik minat investor. Beberapa strategi utama meliputi penyederhanaan proses perizinan, peningkatan promosi kawasan, serta pemanfaatan potensi sumber daya lokal seperti perikanan, peternakan, kelor, dan rumput laut. Selain itu, KIB juga akan menggelar pameran potensi daerah dan UMKM untuk menarik perhatian investor.

Direktur Utama PT Kawasan Industri Bolok (KIB), Toni Angtariksa Dima, SE,

Dalam rangka memperkuat pemasaran, PT KIB akan membangun situs web resmi yang memuat informasi lengkap tentang kawasan industri. Selain itu, pihaknya berencana bergabung dengan Himpunan Kawasan Industri (HKI) dan aktif mengikuti berbagai pameran industri di tingkat nasional maupun internasional.

“Fokus kami nantinya adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) NTT, terutama dalam sektor perikanan, peternakan, dan pertanian,” ungkap Dima.

Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), KIB juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi dan Kabupatren guna memberikan fasilitas yang ramah bagi investor. Kemudahan dalam perizinan menjadi salah satu faktor utama yang akan diperbaiki guna mempercepat perkembangan kawasan industri.

“Kami ingin memastikan bahwa investor tidak mengalami kesulitan dalam mengurus izin usaha di Kawasan Industri Bolok. Dengan begitu, kawasan ini dapat berkembang lebih cepat dan memberikan kontribusi nyata bagi PAD NTT serta menciptakan lapangan kerja baru,” jelasnya.

Dima mengungkapkan bahwa dari total 900 hektare lahan yang dimiliki KIB, sekitar 203 hektare telah berstatus clear and clean. Sementara itu, 160 hektare lainnya telah lunas dibayar, sedangkan sisanya masih dalam proses administrasi.

Saat ini, pemasukan KIB belum optimal karena belum adanya tenant potensial yang masuk. Namun, pihaknya menargetkan setidaknya 20 hektare lahan dapat ditempati tenant baru pada tahun 2025 agar kawasan ini tidak terus merugi.

Caption : Direktur Operasional KIB, Adrian Manafe, SH., MH.,

“Dalam tiga tahun ke depan, kami optimistis dapat mengembalikan penyertaan modal sebesar Rp22 miliar dari Pemprov NTT melalui dividen yang dihasilkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dima menyoroti rencana Kementerian Perindustrian terkait pemindahan pintu masuk impor ke tiga lokasi di Indonesia Timur, salah satunya Pelabuhan Kupang. Keputusan ini dinilai sebagai peluang besar bagi kawasan industri.

Adapun tujuh komoditas yang direncanakan masuk melalui Pelabuhan Kupang antara lain tekstil, pakaian jadi, keramik, elektronik, alas kaki, kosmetik, serta barang tekstil jadi lainnya.

“Jika produk-produk ini masuk melalui Kupang, kita bisa membangun gudang siang pakai untuk perakitan, pengemasan, pengiriman, dan distribusi ke provinsi lain. Ini merupakan peluang investasi yang sangat besar,” tambahnya.

Dima berharap kebijakan tersebut dapat berjalan di bawah kepemimpinan gubernur terpilih nantinya. Menurutnya, dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan KIB, kawasan industri ini dapat berkembang pesat dan menjadi pusat ekonomi baru di NTT.

Senada dengan Dima, Direktur Operasional KIB, Adrian Manafe, SH., MH., menambahkan bahwa gubernur terpilih Melki Laka Lena telah menaruh perhatian terhadap pembangunan Kawasan Industri Bolok.

“Kami berharap dapat memanfaatkan peluang ini untuk menghidupkan ekonomi wilayah sekitar. Target kami tahun ini minimal 20 hektare lahan bisa ditempati tenant baru,” kata Adrian.

Ia juga mengajak para investor, baik lokal maupun nasional, untuk menangkap peluang ini. Adrian menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperlancar seluruh proses perizinan bagi para calon tenant.

“Kami akan prioritaskan kemudahan perizinan. Harapannya, kawasan industri ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi NTT dan memberikan dampak ekonomi yang nyata,” tuturnya.

(Dessy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.