SERGAP.CO.ID
SUMBA BARAT DAYA, || Yang dilansir dari media Galerisumba.com,Seorang petinju berprestasi asal Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Roy Mukhlis, mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan perhatian lebih terhadap nasib para petinju yang pernah mengukir prestasi membanggakan Indonesia.
Roy Mukhlis, yang lahir di Bikarara pada 4 Oktober 1986 dengan nama asli Julius Bero, berasal dari Desa Mali Iha-Kampung Bikarara,Kecamatan Kodi,Kabupaten Sumba Barat Daya,Provinsi Nusa Tenggara Timur.Ia adalah anak yatim piatu dan putra sulung dari pasangan alm. Bapak Yosep Mone Dawa dan Ibu Bela Dina Mahagheda.
Roy bercita-cita membahagiakan empat adiknya yang masih tinggal di Sumba, namun cita-cita tersebut belum tercapai, saat ini, dia tinggal di Kota Surabaya, Jawa Timur, dan bekerja sebagai security di salah satu perusahaan.
Roy Muklis bukan hanya sekadar petinju biasa; ia juga merupakan mantan juara yang telah mengharumkan Indonesia di kancah internasional.Saat dihubungi oleh Media Galeri Sumba pada 21 November 2023, Roy menjelaskan perjalanan karirnya dalam dunia tinju.
Prestasinya mencakup kemenangan pada level Asia kelas ringan junior versi PABA pada 27 April 2007,di mana ia mengalahkan petinju Thailand, Aree Posuwangym, dalam pertandingan 12 ronde di studio TVRI,Jakarta.
Kesuksesannya terus berlanjut dengan meraih gelar juara kelas ringan junior versi WBO oriental pada 28 Desember 2007,di mana ia mengalahkan petinju asal Filipina,Fernando Otic,dengan KO pada ronde ke-5 di Jakarta. Saat ini,Roy Muklis memegang dua gelar juara, yakni Asia PABA WBO Oriental dan satu gelar Internasional WBC.
Namun,meskipun telah mencapai puncak kariernya,Roy menghadapi tantangan. Dia pernah mendapat kesempatan emas untuk menantang juara dunia kelas bulu super versi WBA, Takashi Uchiyama, di Saitama, Jepang, pada 20 September Sayangnya,dalam pertarungan itu,Roy harus menyerah pada ronde ke-5 akibat TKO dari sang juara.
Roy Muklis memulai karir tinjunya sejak tahun 2001 dan mencapai gelar juara dunia di kelas bulu super versi WBA pada 20 September 2010 di Jepang. Meskipun sekarang tidak memiliki jadwal pertarungan dan masih menunggu panggilan dari Koni Pusat, Roy tetap menjalani latihan secara rutin.
Roy menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap minimnya perhatian dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, terutama Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) serta Pemerintah tingkat Daerah SBD-NTT.
Ia merasa kontribusinya dalam mengharumkan nama Bangsa Indonesia, khususnya SBD-NTT, belum mendapatkan apresiasi yang seharusnya ia dapatkan.Melalui pesan WA nya,pada Selasa,20 November 2023, pukul 10:00 Wita, Roy mengungkapkan keinginannya agar suaranya didengar oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dalam pesannya,ia meminta agar pemerintah menghubungi nomor telepon/WhatsApp 0812-2700-1809 untuk membuka saluran dialog guna mencapai solusi nyata atas harapannya.
Roy Muklis menutup wawancaranya dengan harapan bahwa permohonannya dapat direspon dengan tindakan nyata dari Pemerintah, sehingga ia dapat merasakan penghargaan yang seharusnya diberikan sebagai seorang atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia, terutama daerah asalnya, SBD-NTT.
(*)