SERGAP.CO.ID
KUPANG, || Kepala SMPN 4 Kota Kupang, Susy Aprijanti, S.Pd, mengambil tindakan proaktif untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan siswa-siswinya.
Langkah ini dilakukan sebagai respons positifnya terhadap surat edaran Permendikbud Ristek tahun 2023, karena itu, beliau membentuk tim Satgas di sekolahnya untuk mencegah dan menangani kekerasan seperti bully, intoleransi, dan kekerasan seksual.
“Dengan langkah ini, kami telah memenuhi surat edaran Permendikbud Ristek dan instruksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Tim Satgas yang kami bentuk melibatkan seluruh elemen komunitas sekolah, termasuk komite sekolah, guru BK, tenaga administrasi, dan guru,” ungkap Susy Aprijanti.
Tim Satgas ini akan segera memulai tugasnya dengan sosialisasi minggu depan. Menurut Susy, tindakan bullying adalah salah satu dosa dalam dunia pendidikan yang dapat merusak kesehatan mental siswa.
“Kami selalu mengingatkan selama apel pagi bahwa tindakan bully dapat merusak kesehatan mental. Anak-anak sering kali tidak menyadari bahwa tindakan tersebut sangat merugikan. Ini bisa mencakup tindakan kekerasan fisik, psikis, dan bahkan kekerasan seksual secara daring, yang dapat menyebabkan anak merasa minder atau bahkan traumatis,” jelasnya.
SMPN 4 Kupang juga akan membuat Tata Tertib khusus untuk tindakan bullying, yang akan berbeda dengan Tata Tertib sekolah. Selain itu, mereka akan menyediakan Kotak Saran untuk melaporkan insiden bullying agar penanganannya dapat lebih cepat.
“Saat ini, kami sedang berdiskusi dengan rekan guru untuk menciptakan saluran pengaduan online (Help Line) sehingga anak-anak tidak perlu melaporkan insiden bullying ke wali kelas, tetapi dapat melaporkannya melalui pesan WhatsApp,” tambahnya.
Susy Aprijanti juga mengungkapkan bahwa sudah ada prosedur operasional standar (SOP) yang jelas dalam penanganan siswa bermasalah, baik di dalam maupun di luar sekolah. Prosesnya akan melibatkan laporan, pemeriksaan oleh tim satgas, pembuktian, rekomendasi, dan akhirnya penyelesaian.
Dengan langkah-langkah ini, kepala sekolah ini optimis dapat mengkampanyekan kesadaran bahwa bullying sangat berbahaya bagi masa depan siswa. Selain itu, mereka juga aktif dalam mengurangi sampah dengan mengajarkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
“Saya mengajak anak-anak untuk mengadopsi konsep ‘personal branding’ dengan memungut sampah yang mereka temui di sekitar mereka. Dengan begitu, kita semua dapat berkontribusi untuk menjaga lingkungan yang lebih bersih,” pungkasnya.
Langkah proaktif ini dari SMPN 4 Kota Kupang adalah contoh yang patut diapresiasi dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan siswa.
(Dessy)