KUPANG, || Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) terus mengakselerasi pembangunan Bendungan Tantori di Kecamatan Biboki Anleu sebagai proyek strategis demi menjamin ketahanan air dan pangan di wilayah tersebut. Dalam rapat koordinasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) NTT yang berlangsung pada Senin (10/3), Bupati TTU, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo, menegaskan pentingnya proyek ini sebagai pilar utama dalam mendukung sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di TTU.
Menurut Bupati Yoseph, kehadiran Bendungan Tantori bukan hanya sebagai infrastruktur semata, melainkan sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan air yang kerap dihadapi masyarakat. “Bendungan Tantori bukan sekadar infrastruktur, tetapi solusi nyata bagi ketahanan air dan pangan masyarakat TTU. Dengan adanya bendungan ini, kita tidak hanya memastikan pasokan air untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan sektor peternakan dan perikanan di daerah ini,” tegas Yoseph.
Rapat koordinasi yang dihadiri jajaran pemerintah daerah, DPRD TTU, serta BBWS NTT itu membahas sejumlah aspek penting terkait kelanjutan proyek. Di antaranya adalah penyelesaian administrasi pembebasan lahan, penyusunan dokumen teknis, dan penguatan koordinasi dengan kementerian terkait untuk mempercepat proses pembangunan.
Bupati Yoseph menegaskan pentingnya sinergitas lintas sektor dalam mendorong percepatan pembangunan. Ia berharap adanya dukungan kuat dari semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat setempat. “Kami menyadari ada tantangan, terutama dalam hal pembebasan lahan dan kelengkapan administrasi. Namun, dengan komunikasi yang baik dan komitmen dari semua pihak, kami optimis proyek ini dapat berjalan sesuai rencana,” ungkapnya.
Ia juga meminta DPRD TTU untuk mengawal setiap proses pembangunan, terutama dalam memastikan hak-hak masyarakat terkait pembebasan lahan tetap terjamin. “Kami juga meminta dukungan penuh dari DPRD TTU agar proses ini dapat dikawal dengan baik,” tambahnya.
Bupati Yoseph pun menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga menciptakan warisan bagi generasi mendatang. “Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi warisan bagi generasi mendatang. Kita harus memastikan bahwa setiap langkah yang kita ambil hari ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat TTU ke depan,” tegasnya.
Senada dengan Bupati Yoseph, Kepala BBWS NTT, Parlinggoman Simanungkalit, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong percepatan pembangunan dengan menuntaskan studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan (AMDAL). “Kami telah menyusun sejumlah dokumen penting, termasuk studi kelayakan dan AMDAL. Saat ini kami sedang menyelesaikan beberapa aspek legal serta berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mempercepat realisasi pembangunan,” ujar Parlinggoman.
Dalam rapat tersebut, BBWS NTT juga menyampaikan beberapa langkah strategis yang disepakati bersama, di antaranya adalah percepatan penyusunan dokumen perencanaan teknis, penuntasan aspek legal pembebasan lahan, serta peningkatan koordinasi dengan kementerian terkait.
Sementara itu, Ketua DPRD TTU, Kristoforus Efi, menyatakan dukungan penuh terhadap proyek Bendungan Tantori. Ia menilai, proyek ini merupakan tonggak penting bagi kemajuan daerah, terutama dalam mewujudkan kemandirian pangan dan memperkuat ekonomi masyarakat. “Kami di DPRD TTU berkomitmen untuk mendukung proyek ini sepenuhnya. Ini bukan hanya proyek pemerintah, tetapi untuk kepentingan masyarakat luas,” ungkap Kristoforus.
Kristoforus juga menegaskan bahwa DPRD TTU siap memfasilitasi berbagai kebijakan yang mendukung percepatan pembangunan. “Kami siap membantu dalam aspek regulasi dan memastikan setiap kebijakan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, rapat juga menyoroti pentingnya pendekatan persuasif kepada masyarakat yang lahannya terdampak. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi yang intensif agar masyarakat memahami manfaat jangka panjang dari pembangunan bendungan ini.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah daerah dan BBWS NTT bersepakat untuk mempercepat proses administrasi dan memperkuat sinergi dengan kementerian terkait. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembangunan.
Pemerintah Kabupaten TTU menargetkan agar seluruh persiapan teknis dan administrasi dapat diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga proses pembangunan fisik Bendungan Tantori bisa segera dimulai. “Kami berkomitmen untuk mempercepat semua proses ini, agar masyarakat TTU bisa segera merasakan manfaat dari bendungan ini,” pungkas Bupati Yoseph.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah disepakati, pembangunan Bendungan Tantori diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan air dan pangan di TTU, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat di masa depan.
(Dessy)