Samuel Haning Nilai Lelang Jabatan Bank NTT Harus Ditunda, Kenapa?

Samuel Haning Nilai Lelang Jabatan Bank NTT Harus Ditunda, Kenapa?
Caption : Pengamat hukum sekaligus akademisi NTT, Dr. Samuel Haning, SH., MH., CMe., CPArb

SERGAP.CO.ID

KUPANG, || Polemik lelang jabatan komisaris dan dewan direksi Bank NTT tengah menuai pro-kontra. Apakah lelang ini tepat dilakukan saat ini?

Bacaan Lainnya

Pengamat hukum sekaligus akademisi NTT, Dr. Samuel Haning, SH., MH., CMe., CPArb, menyampaikan kritiknya terhadap proses pergantian jabatan ini. Menurutnya, lelang tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan hingga konflik hukum.

“Sebenarnya, ini hal positif karena sesuai regulasi. Namun, lelang jabatan ini sebaiknya menunggu Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, sebagai pemegang saham pengendali Provinsi,” ujar Haning dalam keterangannya di Kupang, Kamis (16/1).

Apa risiko hukum jika lelang dilakukan sebelum pelantikan gubernur baru? Haning menegaskan bahwa proses ini dapat memicu polemik jika pejabat baru tidak diterima oleh pemegang saham yang akan datang.

“Bagaimana jika Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, seperti Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, tidak menerima hasil seleksi ini? Apakah RUPSLB yang diadakan nantinya akan berujung konflik?” tanyanya.

Haning juga menyinggung masalah komunikasi yang kurang harmonis pada era PJ Gubernur sebelumnya. Ia menilai bahwa keputusan yang terburu-buru justru dapat menciptakan persoalan baru, tidak hanya bagi Bank NTT tetapi juga BUMD lainnya, seperti PT KIB Bolok, PT Flobamor, dan Jamkrida.

Lalu, apa kriteria penting bagi calon komisaris dan direksi? Menurut Haning, seleksi mendatang harus memastikan kkbahwa kandidat memiliki kapabilitas, keahlian, dedikasi, dan rekam jejak bersih.

“Dewan komisaris dan direksi itu harus benar-benar punya kemampuan dan berkontribusi untuk membangun Bank NTT serta meningkatkan PAD NTT,” tegasnya.

Apa harapannya bagi proses seleksi ke depan? Haning meminta semua pihak untuk menunda penjaringan hingga Gubernur dan Wakil Gubernur baru dilantik.

“Marilah kita bekerja bersama-sama tanpa kepentingan apa pun. Pemegang saham punya kewenangan penuh melalui mekanisme yang adil dan transparan setelah Gubernur terpilih,” pungkasnya.

Apakah polemik ini akan berakhir damai, atau justru memicu perdebatan yang lebih luas? Semua pihak kini menanti keputusan strategis yang akan diambil demi kelangsungan Bank NTT.

(Dessy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.