Pdt. Niko Nyotorahardjo Memberikan Berkat Kepada Gerakan Indonesia Berdoa

Sergap.co.id

Jakarta – Panitia Doa Bagi Bangsa mendapat kehormatan duduk di kursi paling depan pada acara Menara Doa Pelayan Jemaat (MDPJ). Gedung Sentul International Convention Center (SICC) yang memiliki kapasitas 12.000 orang yang nyaris terisi penuh, bahkan ruang ekstensi terlihat dipenuhi oleh pengerja. Pelayan Jemaat menunjukkan antusias terhadap doa, pujian dan penyembahan. Terlihat juga saat pujian penyembahan dinaikan, ratusan anak-anak muda maju kedepan panggung, menyatakan sukacita dan bersyukur kehadirat Tuhan. Kegiatan yang diisi dengan pengajaran teologi dan penyampaian pesan firman Tuhan oleh Gembala Pembina Pdt. Dr. Ir. Niko Nyotorahardjo mengenai Kunjungan ke Azusa Street Prayer Tower (APT) di Los Angeles, Kesaksian yang terjadi pada Simposium Pentakosta Ketiga, di Cleveland, Tennessee, mengenai Pentakosta ketiga adalah penuaian jiwa besar-besaran akan terjadi.

Bacaan Lainnya

Serta tahun Ibrani 5785 sebagai Tahun Pey Hey, membawa makna mendalam tentang pentingnya mulut dan kasih karunia.

Setelah Ibadah panitia yang diwakili Pdt. Andy Markus, Pdt Suyapto Tandyawasesa, Cecilia T Sianawati, Antonius Natan, Batara Sihombing, Julfikar Nainggolan, Santoso, Danny Soepangat, Jenny Karo-Karo dan Risma Silalahi, diijinkan memasuki ruangan Pdt Niko untuk didoakan secara khusus satu persatu. Pdt. Niko Nyotorahardjo memberikan berkat kepada Gerakan Indonesia Berdoa untuk menggalang doa kesatuan gereja-gereja yang akan membawa penuaian jiwa-jiwa.

Gerakan Indonesia Berdoa
Gerakan Indonesia Berdoa adalah inisiatif yang bertujuan untuk menggalang doa bersama bagi bangsa Indonesia, khususnya menjelang Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk berdoa demi terciptanya suasana aman dan damai selama proses pemilihan.

Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk memohon perlindungan dan campur tangan Tuhan agar Pilkada dapat berlangsung aman, damai tanpa konflik dan kekerasan. Dalam konteks Tahun Pey Hey, gerakan ini menjadi sangat relevan karena menekankan pentingnya doa (mulut) untuk mendapatkan kasih karunia ganda. Dengan berdoa, diharapkan bangsa Indonesia dapat menerima berkat dan kasih karunia yang melimpah, sehingga proses demokrasi dapat berjalan dengan lancar dan damai.

Tahun 5785 dalam kalender Ibrani, yang dikenal sebagai Tahun Pey Hey, membawa makna mendalam tentang pentingnya mulut dan kasih karunia. Huruf Pey dan Hey mengingatkan kita akan kekuatan kata-kata dan berkat yang dapat diperoleh melalui doa dan komunikasi positif. Dalam dekade Pey, fokus pada mulut sebagai alat untuk menyampaikan kasih karunia menjadi sangat penting.
Gerakan Indonesia Berdoa, yang bertepatan dengan Tahun Pey Hey, menekankan pentingnya doa bagi bangsa Indonesia, khususnya menjelang Pilkada. Dengan berdoa, diharapkan kasih karunia ganda dapat dicurahkan, membawa kedamaian dan keamanan bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapan untuk masa depan adalah agar setiap individu dapat menggunakan mulutnya untuk menyebarkan kasih karunia dan berkat, sehingga tercipta masyarakat yang harmonis dan damai.

Makna Huruf Ibrani Pey dan Hey
Kalender Ibrani adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh orang Yahudi di seluruh dunia. Kalender ini memiliki perbedaan mendasar dengan kalender Gregorian yang umum digunakan, terutama dalam hal penentuan tahun baru dan perhitungan bulan. Kalender Ibrani menggabungkan unsur-unsur lunar dan solar, sehingga setiap bulan dimulai dengan bulan baru dan tahun baru biasanya jatuh pada musim gugur. Tahun 5785 dalam kalender Ibrani dimulai pada tanggal 3 Oktober 2024 dan berakhir pada 23 September 2025. Tahun ini dikenal sebagai Tahun Pey Hey, yang memiliki makna simbolis mendalam dalam tradisi Yahudi.
Dalam alfabet Ibrani, setiap huruf memiliki nilai numerik dan makna simbolis. Huruf Pey (פ) memiliki nilai numerik 80 dan secara simbolis digambarkan sebagai mulut. Mulut dalam konteks ini melambangkan komunikasi, ekspresi, dan kekuatan kata-kata. Sementara itu, huruf Hey (ה) memiliki nilai numerik 5 dan melambangkan kasih karunia. Kasih karunia dalam tradisi Yahudi sering kali dikaitkan dengan berkat dan kemurahan Tuhan.
Ketika angka 5 muncul dua kali dalam konteks Tahun Pey Hey, ini diartikan sebagai kasih karunia ganda. Kasih karunia ganda ini dianggap sebagai berkat yang melimpah yang akan dicurahkan kepada mereka yang menggunakannya dengan bijaksana. Kunci untuk menerima kasih karunia ini adalah melalui mulut, yang berarti pentingnya doa, ucapan syukur, dan komunikasi positif.

Dekade Pey dan Lebih Banyak Berdoa
Dekade Pey, yang dimulai pada tahun 5780, menekankan pentingnya mulut dalam kehidupan spiritual. Dalam dekade ini, ada fokus pada bagaimana kata-kata dapat membangun atau menghancurkan, memberkati atau mengutuk. Mulut menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan kasih karunia dan berkat kepada orang lain. Dalam konteks spiritual, dekade ini mengajak individu untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan lebih banyak berdoa.

Hubungan antara mulut dan kasih karunia dalam dekade Pey menunjukkan bahwa melalui kata-kata yang diucapkan, seseorang dapat menarik kasih karunia Tuhan. Ini menggarisbawahi pentingnya doa dan komunikasi yang penuh kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Pastikan semua orang percaya di Indonesia, bahkan para diaspora yang berada diberbagai negara turut berdoa untuk Pilkada dan pastikan kemenangan ada dipihak kita.
Pro Ecclesia Et Patria [R_KFS74D]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.