SUMBA BARAT DAYA, || Kori Lama, sebuah wilayah di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian.
Selama lebih dari 20 tahun, masyarakat setempat terpaksa meninggalkan praktik bertanam padi karena tidak adanya aliran air di saluran irigasi pertanian mereka.
Akibatnya, sekitar 850 hektar lahan sawah di kawasan ini dibiarkan mengering tanpa manfaat.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Suka Maju, Andreas Ranggadowa mengungkapkan rasa frustasinya saat ditemui pada Minggu, 4 November 2024 di Hameli Ate.
“Sudah sekian lama atau 20 tahun tidak pernah tanam dan panen. Kondisi lahan persawahan kami di sini tidak mendapat aliran air. Ya, akibat dari pemerintah setempat yang tidak pernah memperhatikan,” ujarnya dengan nada prihatin.
Andreas menjelaskan bahwa 400 kepala keluarga yang tergabung dalam subak desa ini hanya bisa mengandalkan tanaman seperti jagung dan umbi-umbian untuk bertahan hidup.
Kondisi ini menjadi perhatian Agustinus Tamo Mbapa, calon bupati SBD nomor urut 3 dari paket AMAN, yang langsung meninjau situasi di lokasi.
“Saya berkomitmen memperjuangkan perbaikan irigasi di sini. Kebetulan saya punya jaringan di kementerian di Jakarta,” ungkap Gustaf, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Gustaf menjanjikan bahwa perbaikan irigasi dan pengaktifan kembali lahan persawahan akan menjadi program prioritas jika dirinya terpilih.
“Kasihan areal persawahan masyarakat ini sudah puluhan tahun tidak lagi ditanami padi,” ujarnya dengan rasa prihatin.
Masyarakat setempat kini menaruh harapan besar agar ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
Perbaikan irigasi di Kori Lama bukan hanya solusi untuk lahan yang dibiarkan menganggur, tetapi juga sebuah langkah penting dalam memulihkan ketahanan pangan dan kesejahteraan warga Desa Hameli Ate.
(Ss)