SABU RAIJUA, || Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, Yayasan Generasi Peduli Sarai (GPS) akan menggelar acara istimewa yang mengangkat kekayaan budaya lokal.
Bertempat di Aula SMA Negeri 1 Sabu Liae, Desa Waduwala, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, acara ini akan digelar pada tanggal 24 Agustus 2024 mulai pukul 08:00 WITA.
Acara tersebut akan terdiri dari dua sesi utama: Bincang Budaya dan Pameran Cerita Rakyat. Ketua Panitia Pelaksana, Nguru Kolo, menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya serta tradisi lisan yang telah lama ada di masyarakat.
“Sesi Bincang Budaya akan menampilkan Joseph Lamont, seorang peneliti budaya dan musik tradisional yang akan membagikan wawasan mendalam mengenai kekayaan budaya kita. Sedangkan Pameran Cerita Rakyat akan menampilkan sepuluh siswa-siswi SMA yang akan membawakan sepuluh cerita rakyat berbeda,” ungkap Nguru.
Kegiatan ini disponsori oleh Komunitas Mira Hari, sebuah gerakan anak muda Sabu Raijua yang berfokus pada pembentukan generasi yang kritis dan peduli terhadap sesama melalui kebudayaan dan pendidikan.
Dukungan juga datang dari Jingitiu Rental Mobil dan Motor Sabu Raijua serta Jingitiu Farm.
Nguru Kolo menambahkan Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan tradisi, tetapi juga untuk menghidupkan kembali kebudayaan tradisi lisan serta menumbuhkan ekosistem budaya yang berkelanjutan melalui generasi muda yang kreatif.
“Kami berharap acara ini dapat mendorong pendokumentasian mitologi dan tradisi lisan yang penting untuk proses pewarisan kepada generasi berikutnya.” Tutur Nguru.
Dengan tema “Menghidupkan Warisan Budaya,” acara ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi keragaman ekspresi budaya serta memperkaya pengetahuan tentang mitologi dan tradisi lisan di kalangan masyarakat. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan pameran dan diskusi yang akan memberikan wawasan baru tentang kekayaan budaya Indonesia.
Acara ini juga akan menjadi platform penting untuk memfasilitasi pertukaran ide dan pengetahuan antara generasi tua dan muda mengenai budaya dan tradisi lokal.
Nguru Kolo mengungkapkan bahwa pameran cerita rakyat akan mempersembahkan sepuluh siswa-siswi SMA dalam menuturkan sepuluh cerita rakyat yang berbeda, memberikan mereka kesempatan untuk berperan aktif dalam pelestarian budaya.
“Ini adalah kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menyampaikan cerita rakyat yang kaya akan nilai-nilai budaya. Dengan melibatkan siswa dari SMA Negeri 1 Sabu Liae dan SMA Negeri 2 Liae, kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam pelestarian budaya,” tambah Nguru.
Joseph Lamont, sebagai narasumber dalam sesi Bincang Budaya, akan membahas berbagai aspek budaya dan musik tradisional, termasuk bagaimana tradisi lisan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya.
Diskusi ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih dalam mengenai bagaimana budaya tradisional dapat terus hidup dan berkembang di tengah perubahan yang cepat.
Komunitas Mira Hari, yang berperan sebagai sponsor utama, juga akan terlibat aktif dalam menyukseskan acara ini. Gerakan anak muda ini berfokus pada penciptaan generasi yang lebih peduli dan kritis melalui berbagai inisiatif kebudayaan dan pendidikan, sejalan dengan semangat acara ini.
Dukungan dari Jingitiu Rental Mobil dan Motor Sabu Raijua serta Jingitiu Farm turut memastikan kelancaran acara, menunjukkan kolaborasi yang solid antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.
Acara ini diharapkan juga dapat menarik perhatian masyarakat luas dan menjadi momentum penting dalam usaha pelestarian budaya lokal. Para pengunjung akan diajak untuk tidak hanya menyaksikan, tetapi juga berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang disediakan, termasuk diskusi dan penampilan cerita rakyat.
Jangan lewatkan kesempatan untuk merayakan dan memahami lebih dalam tentang warisan budaya Sabu Raijua pada tanggal 24 Agustus 2024 di SMA Negeri 1 Sabu Liae. Acara ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa budaya dan tradisi kita tetap hidup dan relevan di masa depan.
(Dessy)