Islam Menyelesaikan DBD Secara Tuntas

Islam Menyelesaikan DBD Secara Tuntas
Oleh : Ummu Fahhala, S.Pd. (Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)

SERGAP.CO.ID

OPINI, || Mengkhawatirkan, hampir setiap hari terjadi penambahan kasus orang yang terjangkit DBD, bahkan angka kematian yang diakibatkan nyamuk aedes aegypti juga terus meningkat.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan per tanggal 5 Mei 2024, kasus DBD di Jawa Barat mencapai 23.255 kasus dengan angka kematian mencapai 193 orang (www.detik.com, 08 Mei 2024).

Nyamuk Aedes Aegypti menularkan virus Dengue yang menjadi penyebab penyakit DBD, berkembang biak di tempat-tempat penampungan air yang biasa dipergunakan sehari-hari seperti bak mandi, tempayan maupun genangan air lainnya yang terbuka.

Dengan mengetahui mekanisme penularan DBD pada tubuh manusia maka perlu upaya untuk pencegahan dan penanganan yang paling efektif dan terarah, supaya penyakit ini tidak menggejala di masyarakat.

Ulah Sistem Kapitalisme Sekuler

Negara memiliki tanggung jawab dalam menjamin kesehatan dan keselamatan setiap rakyatnya, tentu ini memerlukan dukungan masyarakat dalam penetuan langkah yang terpadu untuk menangani DBD. Tapi faktanya, sistem sekuler kapitalisme meminimalisir jaminan kesehatan setiap rakyatnya, karena adanya liberalisasi dan komersialisasi kesehatan.

Adanya pelibatan pihak swasta dalam mekanisme BPJS atau KIS oleh negara, akhirnya meminimalisir jaminan kesehatan tersebut.  Rakyat secara mandiri harus membayar premi tiap bulan, ketika ada yang gratis sekalipun, harus didapatkan melalui prosedur yang rumit. Selain jaminan kesehatan, rakyat pun  membutuhkan tata ruang hidup yang kondusif  bagi kondisi kesehatan, yang merupakan bagian pencegahan dari penyebab berkembangnya berbagai penyakit.

Program gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J).

sebagai salah satu bentuk pencegahan DBD tidaklah cukup. Butuh dukungan ekonomi dalam melaksanakan program terpadu. Bahkan masyarakat dengan sistem ekonomi neo liberal dihadapkan pada berbagai kesulitan hidup akibat penerapannya.

Faktanya, alih-alih memiliki rumah dengan lingkungan sehat,  mayoritas masyarakat berada dalam kondisi tidak memiliki rumah sama sekali, ditambah dengan tata ruang pedesaan dan perkotaan yang semrawut.

Dengan kemiskinan secara sistemik, bisa dipastikan bahwa masyarakat tidak memiliki daya tahan yang kuat dalam mencegah penularan berbagai penyakit seperti DBD, karena pemenuhan kebutuhan pokok berupa pangan yang layak dan bergizi, sandang serta papan tidak ada jaminan untuk setiap individu rakyat.

Oleh karena itu, sistem sekuler kapitalisme secara pasti menjadi faktor utama penyebab kegagalan dalam pencegahan dan penanganan penularan penyakit DBD. Untuk menyelesaikan semua persoalan manusia, termasuk menyelesaikan masalah DBD secara tuntas, harus dikembalikan kepada syariat Islam yang merupakan wahyu dari Allah.

Solusi Islam

Islam memandang bahwa kesehatan termasuk dalam kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh negara terhadap semua rakyatnya. Pemimpin bertanggungjawab atas rakyatnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw bahwa “Setiap Imam (ra’in) akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.” HR. Bukhari nomor 4.801.

Upaya pencegahan dan penanganan bagi terawatnya kesehatan setiap individu rakyat, dilakukan melalui penerapan politik kesehatan Islam dalam bingkai negara. Negara akan menentukan standar tata ruang hidup yang ideal, baik di perkotaan maupun di desa, supaya rumahnya layak untuk ditempati.

Edukasi yang dilakukan harus berasaskan akidah Islam, yang akhirnya mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Semua ini tidak lepas dari dukungan pendidikan Islam yang membentuk masyarakat supaya berkepribadian Islam, sehingga aspek ruhiah dijadikan sebagai motivasi hidup sehat, bukan semata-mata mendapatkan manfaat materi.

Sistem Islam akan membentuk kebijakan kesehatan Islam yang kukuh dan tangguh. Masyarakat berkerjasama dalam pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk secara rutin dan berkesinambungan terus dipantau negara. Juga dipastikan adanya kesadaran akan pencegahan penyakit bisa dipahami oleh masyarakat sejak dini.

Negara meningkatkan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai diberbagai pelosok negeri melalui pendanaan dari Baitul Mal, supaya setiap rakyat bisa mengakses pelayanan tersebut secara mudah bahkan gratis. Tempat layanan kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas disiapkan secara maksimal dalam menangani penderita yang membutuhkan perawatan intensif, dengan pelayanan berkualitas untuk semua pasien tanpa dibedakan latar belakangnya. Ini bisa terwujud, jika negara menerapkan Islam secara menyeluruh dalam  segala aspek kehidupannya, termasuk dalam bidang kesehatan.

(**)

Pos terkait

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.