SERGAP.CO.ID – Kota Cimahi,– Sejumlah Jurnalis Kota Cimahi Jawa Barat menggelar pertemuan untuk beraudiensi dengan Sekretaris Dewan Anggota DPRD Kota Cimahi menyangkut dana publikasi pengelolaan media massa, Kamis (04/11/21).
Dalam pertemuan itu, Jurnalis Kota Cimahi mempertanyakan beberapa hal terkait belanja publikasi DPRD Kota Cimahi yang dianggap masih banyak ketidakjelasan.
Salah satu Wartawan Kota Cimahi, Bagja dari Media Jabarposkota menyinggug adanya harga publikasi yang dianggap tak pantas dan sangat minim. Bahkan, ia membandingkan nilai tersebut dengan penghasilan tukang tembok atau tukang bangunan yang ia anggap sangat bersebrangan.
Bagja meyebut hasil karya jurnalistik seputar artikel kegiatan anggota DPRD Kota Ciamahi hanya dihargai senilai Rp25.000,- per satu artikel kegiatan dewan.
“Sebenarnya kita cape. Intinya rekan semua ingin mempertanyakan terkait iklan yang sudah lama, kami dikejar redakasi masalah artikel. Masa artikel cuman dibayar 25 ribu rupaih, tukang tembok aja di atas itu harga honornya. Bagaimana dari respon Bapak Sekwan Ini,” ujar Bagja bernada kesal, seperti dilansir PenaKu.ID jejaring Segap.co.id
Ia menyindir prinsip pantahelix yang melibatkan semua unsur termasuk waratawan masih jadi retorika dan belum terimplementasi jelas. Terlebih dengan adanya harga artikel seharga demikian, Bagja menilai konsep pantahelix di DPRD Kota Cimahi belum terbentuk.
Hal senada juga diungkapkan Yudi salah satu Wartawan Kota Cimahi, Yudi mengatakan pengelolaan media massa di DPRD Kota Cimahi masih stag dan belum mengarah pada hasil yang diharapkan.
“Tentang pantahelix implementasinya belum jelas. Nah itu jadi petanyaan kami,” ucap yudi.
Yudi juga menyinggung menyoal pembayaran iklan ataupun artikel berita yang selalu lelet dan melambat, bahkan harus berbulan-bulan. Padahal, menurutnya, dana tersebut pastinya sudah masuk dalam daftar proyek angaran atau satuan anggaran biaya. Ia merasa aneh bisa demikian.
“Jangan kasih wartawan PHP donk, rapat-rapat mengenai ini namun tidak ada hasil, saya bingung. Di mana letak penganggaran itu, itu yang kami pertanyakan. Sampai kapan kami menunggu,” kata Yudi.
Yudi berharap terkait program-program ke-media-an di DPRD Kota Cimahi bukan hanya sekedar wacana dan omong-kosong tapi dapat tereliasisasi.
“Konsep-konsep baru bukan hanya wacana saja. Jika begitu kami kritisi terus,” ucap Yudi.
Sementara Sekretaris Dewan Kota Cimahi, H. Totong Solehudin menjawab selama ini dirinya menganggap terkait pembayaran iklan media sudah berjalan lancar, karena menurutnya ranah tersebut sudah dia tugaskan kepada jajarannya.
“Adapun tadi masalah tadi tentang bagaimana pembayaran iklan hanya menerima laporan. Saya selalu titip kepada PPTK supaya jangan ada unsur-unsur kedekatan atau yang lain-lain. ini kesalahan dari awal ketika menerangka prencanaan, sistem dan skala priorias sesuai monentum. Ya saya fikir sudah baik aja,” ujar Totong.
Kendati begitu, Totong membantah adanya dugaan penyimpangan anggaran belanja publikasi di DPRD Kota Cimahi seperti yang dipertanyakan para Wartawan Kota Cimahi.
“Jangan membuat pekerjaan prasangka buruk bahwa faktanya tidak ada penyalahgunaan,” tepis Totong.
Menyoal artikel dengan harga 25 ribu rupiah ia akui hal tersebut sudah bersandar pada Perwal (Peraturan Walikota). Bahkan, satuan anggaran biayanya pun ia ketok pada saat awal penganggaran. Ia akui hal itu sudah sesuai prosedur. “Asalakan gini tidak melebihi dari SAB [satuan anggaran biaya] kalo kurang boleh,” kata Totong.
Totong berkomitmen di hadapan sejumlah Wartawan Kota Cimahi bakal memperbaiki sistem yang ada ke depan. Ia juga katakan bakal improvisasi teknis belanja publikasi media massa beriringan dengan yang sudah berjalan di Pemerintah Kota Cimahi.
“Walaupun teknisnya harus bisa menyesuaikan, namun kita mungkin coba ke depan merujuk pemkot,” ujar dia.
Tak hanya itu, Totong juga ke depannya bakal memperbaiki kualitas kehumasan di DPRD Kota Cimahi. Semisal membangun korelasi yang lebih dekat lagi dengan para Jurnalis di kota Cimahi.
“Saya suport nanti rangkaian kegiatan-kegiatan ke-medi-an di sini besama Wartawan Kota Cimahi. Tahun 2022 nanti kita wujudkan. Saya ingin pastikan kopi rutin, sebulan sekali, silahkan dirancang menjadi perjuangan. Saya sependapat, jangan alergi dengan wartawan, saya sangat mendukung perjuangan teman-teman. Saya ingin pastikan tidak ada penyalahgunaan. Nanti kantor kami pindah dan ditata ulang menjadi media center dan harus sudah jalan,” tandas Totong.
**Dews