SERGAP.CO.ID
BANDUNG,, || DPP Prawita GENPPARI melakukan silaturahmi dan diskusi dengan Ketua PW Ansor Jawa Barat Kang Deni untuk memajukan pariwisata Indonesia, khusunya yang berada di propinsi Jawa Barat. Salah satu tema yang dibahas dalam kesempatan tersebut adalah konsep Wisata Edukasi Berbasis Pesatren (WEBTREN) yang sudah digagas oleh Prawita GENPPARI sejak 3 tahun yang lalu. Implementasi konsep tersebut berbasis 4P yaitu Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Peternakan. Semua disesuaikan dengan kondisi geografis di sekitar pesanteren.
“ Alhamdulillah melalui silaturahmi dan diskusi kepariwisataan, ternyata Prawita GENPPARI memiliki kesamaan pemikiran dengan PW Ansor Jawa Barat sehingga akan bersinergi dalam mengembangkan pariwisata berbasis pesantren, terutama konsep wisata edukasi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (28/7).
Selain silaturahmi dan berdiskusi, pada kesempatan tersebut dilanjutkan dengan podcast di studio PW Ansor Jabar lantai 2, mengenai kepariwisataan Indonesia yang dipandu oleh kang Agus. Dimana pada kesempatan tersebut, Dede Farhan yang dikenal sebagai tokoh Pariwisata Nasional ini menyampaikan pandangannya terkait basis pemikiran pariwisata. Bukan hanya konsep di Indonesia saja, ia juga menjelaskan beberapa studi komparatif kepariwisataan di beberapa negara Asia, Eropa maupun Amerika.
Dede merasa optimis melalui kebersamaan dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak maka percepatan kemajuan bisa dicapai seoptimal mungkin. Menurutnya, program – program Pemerintah tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh masyarakat luas. Oleh karen aitu partisipasi publik sangat diperlukan. Semakin banyak yang turut berpartisipasi tentu akan semakin baik agar kejayaan bangsa bisa segera terwujud.
Memang Dede Farhan Aulawi yang sudah malang melintang selama 21 tahun di dunia kepariwisataan ini, memiliki pengalaman keliling Indonesia dengan menyisir pulau – pulau terluar dan berbagai pelosok potensi wisata di tanah air sampai ke desa – desa, sehingga ia tahu persis potensi apa yang dimiliki serta mengerti cara mendesain pengembangannya. Di saat yang bersamaan ia juga banyak melakukan studi komparatif ke berbagai negara di lima benua yang memiliki tujuan wisata yang favorit. Di sanalah ia banyak belajar untuk mendalami teknik dan tata kelola objek wisata secara profesional. Termasuk mengikuti berbagai kursus kepariwisataan di beberapa universitas ternama dunia.
Nampaknya Indonesia harus bersyukur dan berterima kasih kepada salah satu warganya ini yang banyak mendedikasikan diri untuk dunia kepariwisataan secara ikhlas dan tanpa pamrih. Ia dikenal sebagai pekerja ulet dan tangguh kesana kemari mengabdikan diri untuk mengidentifikasi dan mengembangkan wisata desa, sampai membidani kelahiran banyak desa wisata di tanah air. Itu semua ia lakukan sebagai panggilan pengabdian semata, karena ia bekerja tanpa mendapatkan gaji atau honorarium apapun, bahkan kesana kemari menggunakan koceknya sendiri ataupun partisipasi pengurus yang lainnya. Sugguh sebuah manifestasi kecintaan dan sikap bela negara yang patut ditiru oleh segenap warga negara lainnya.
“ Semoga apa yang dilakukan oleh kami semua ini, segenap pengurus Prawita GENPPARI di seluruh tanah air dan juga atas kerjasama dengan seluruh pihak yang terkait bisa mempercepat kemajuan bangsa melalui bidang pariwisata. Didalamnya tentu saja ada banyak unsur terkait, seperti keragaman potensi seni budaya yang dimiliki sebagai basis kearifan lokal, juga berbagai produk ekonomi kreatif yang dihasilkan oleh UMKM. Semua ini tentu saling terkait dengan kepariwisataan, tinggal merumuskan konsep dan desain kemasan wisata yang menarik serta strategi pemasaran pariwisata yang lebih agresif lagi “, pungkasnya.
(Red)