Sungai Kita Sakit Oleh N. Riswandi

Sungai Kita Sakit Oleh N. Riswandi

SERGAP.CO.ID

Mengapa terjadi banjir berkali-kali, padahal curah hujan tidak terlalu tinggi ? Mengapa baru beberapa hari musim kemarau, sungai mengalami kekeringan.

Bacaan Lainnya

Jawabannya ; Itu pertanda Sungai Kita Sakit.

Banjir dan kekeringan akibat sungai sakit ini terjadi karena adanya alih fungsi hutan dan lahan di Daerah Aliran Sungai. Disaat ada curah hujan, maka air hujan yang jatuh di Daerah Aliran Sungai lebih banyak menjadi air permukaan (run  off) yaitu air bergerak di darat dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Padahal kondisi idealnya diharapkan lebih banyak menjadi infiltrasi yaitu air yang meresap ke dalam pori-pori tanah kemudian tersimpan menjadi air tanah dan secara lambat akan mengalir kembali menjadi mata air yang menjaga ketersediaan air sungai saat musim kemarau.

Run off yang banyak ini membawa sedimen yang menyebabkan terjadinya pendangkalan dasar alur sungai. Dasar alur sungai yang dangkal mengakibatkan sungai tidak bisa menampung curah hujan yang ada. Inilah yang menyebabkan banjir.

Langkah – langkah penangan banjir dan krisis kekeringan akibat sungai yang sakit ini dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Penertiban pembalakan liar dan  aktifitas masyarakat yang menyebabkan kerusakan lingkungan seperti eksploitasi hutan dan lahan yang berkebihan tanpa diimbangi reboisasi dan konservasi. Disamping penegakan hukum, sangat perlu dipikirkan juga alih mata pencaharian bagi pelaku pembalakan liar tersebut.
  2. Mengembalikan fungsi hutan dan lahan dengan cara reboisasi dan konservasi. Konservasi lahan bukan pelarangan terhadap penggunaan lahan, melainkan usaha untuk menyesuaikan macam dan cara penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan tersebut.
  3. Melakukan Normalisasi penampang alur sungai sehingga dasar alur sungai tidak lagi dangkal dan dapat menampung debit hujan yang ada atau melakukan sudetan sungai yaitu membuat saluran yang digunakan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh aliran air banjir dalam rangka mengurangi debit banjir pada daerah yang dilindungi dengan mempertimbangkan kestabilan alur sungai . Setelah dilakukan normalisasi penampang alur sungai atau dilakukan sudetan dapat dibangun Cek Dam yang berupa bendungan kecil untuk mengendalikan sedimen dan arus sungai. Semua tentu dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan kajian teknis yang matang.
  4. Melakukan pemberdayaan masyarakat supaya lebih peduli terhadap sungai seperti pembentukan komunitas-komunitas peduli sungai dan alih teknologi dan inovasi yang berwawasan lingkungan untuk penanganan dan pengelolaan sungai tersebut.

Semua langkah-kangkah penanganan tersebut harus secara bersamaan/tidak bisa sendiri-sendiri karena tidak akan menyelesaikan persoalan. Tentu ini perlu koordinasi dan kerjasama yang yang intens dari Pemerintah Daerah dengan semua stakeholder terkait seperti; pemerintah pusat, instansi vertikal termasuk mungkin dengan daerah tetangga yang berhubungan dengan Daerah Aliran Sungai yang bersangkutan karena menyangkut kewenangan pengelolaan sungai.

Memang pengelolaan Daerah Aliran Sungai harus One river, One plan dan One Integrated Management yang membutuhkan aturan, sistem dan SDM sehingga terbentuk kesepakatan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

(WH).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.