SERGAP.CO.ID
BANDUNG, – “ Berbicara wisata Indonesia nampaknya tidak akan pernah habis, karena potensi keragaman dan jumlahnya yang sangat luar biasa. Daerah – daerah yang selama ini kurang dikenal sebagai daerah tujuan wisata, ternyata memiliki potensi yang luar biasa. Salah satunya adalah kabupaten Indramayu yang selama ini kurang menjadi tujuan wisata, tetapi ternyata potensinya sangat menarik dan mempesona. Ada pantai Karang Song, Hutan Ekowisata Mangrove, Kedung Cowet, wisata edukasi tambak Bandeng dan rumput laut, dan lain – lain “, ujar Ketua Umum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (7/3).
Berbicara kabupaten Indramayu selama ini dikenalnya sebagai kabupaten penghasil mangga, baik mangga cengkir, mangga arumanis dan mangga gedong/ gincu. Padahal ada banyak potensi wisata lainnya, disamping wisata alam ada juga wisata situs/ sejarah dan cagar budaya. Untuk itulah Tim Prawita GENPPARI mendatangi Indramayu untuk mengeksplor potensi – potensi wisata yang ada di sana. Dua hari tentu tidak cukup untuk mengeksplor semua potensi wisatanya, tetapi paling tidak sudah mengenal sebagai potensi wisata yang ada.
Lebih lanjut Dede menyampaikan bahwa kedatangannya ke Indramayu langsung menuju kantor sekretariat DPD Prawita GENPPARI kabupaten Indramayu. Kedatangan Tim langsung disambut oleh ketua M. Royani, sekretaris Winanto dan jajaran pengurus lainnya. Acara dimulai dengan pembekalan materi keorganisasian kepada seluruh jajaran calon pengurus DPD Prawita GENPPARI kabupaten Indramayu. Setelah pembekalan, ada pemberian APD kepada Tim Komunitas Relawan Independen yang banyak membantu bencana termasuk penguburan jenazah korban covid 19. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi mereka dari kemungkinan terpapar oleh virus tersebut. Setelah itu, hal yang sama pemberian bantuan APD juga disampaikan ke puskesmas Margadadi dan puskesmas Plumbon, serta PMI kabupaten Indramayu. Ujar Dede.
Setelah itu Tim Prawita GENPPARI melanjutkan perjalanan ke pantai Karang Song melalui jalan – jalan yang berhiaskan perahu – perahu para nelayan penangkap ikan. Bahkan ada juga beberapa perahu yang sedang dalam proses pembuatan. Jika selama ini orang mengenal tempat pembuatan perahu Pinisi di kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, ternyata di Indramayu ada juga.
Tak lama kemudian tim sampai di pantai Karang Song yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Setelah istirahat sejenak di kantor pengelola pantai Karang Song, kemudian kegiatan dilanjutkan menelusuri hutan Ekowisata Mangrove dengan menaiki perahu. Kemudian Tim menggali berbagai potensi yang ada seperti keindahan pantai, kawasan untuk bumi perkemahan, riset tanaman hutan, wisata pancing, dan lain – lain. Selanjutnya kembali untuk menelusuri kawasan pantai Karang Song yang tertata bersih. Pantainya yang landai membuat pantai ini cocok untuk dijadikan kawasan wisata air keluarga. Anak – anak bisa bermain air di pantai, dan orang tua bisa santai di warung – warung yang ada untuk menikmati makanan khas tanpa perlu khawatir dengan anak – anaknya.
“ Keindahan dan karakter laut pantai Karang Song sangat cocok untuk dijadikan tujuan wisata keluarga, karena keamanan dan kebersihan serta banyaknya warung – warung untuk wisata kuliner. Ekowisata hutan Mangrove pun sangat cocok menjadi pusat riset tanaman hutan agar bisa dihasilkan produk – produk yang sesuai kebutuhan masyarakat. Apalagi bagi mereka yang suka dengan memancing, kawasan ini juga cocok dijadikan wisata pancing. Semoga ke depan pantai Karang Song ini akan lebih dikenal dan lebih maju lagi. Menjadi tujuan wisata favorit masyarakat Jawa Barat khususnya, dan Indonesia pada umumnya “, pungkas Dede.
Kegiatan selanjutnya Tim Prawita GENPPARI menikmati wisata kuliner khas Indramayu, yaitu makan ikan Gombyang. Rasanya yang sangat khas dan enak, benar – benar menjamin kepuasan rasa dan aroma. Dilanjutkan dengan berbagai “asa dan empaty” kepada tukang becak, tukang parkir, dan kelompok masyarakat lainnya. Kemudian kembali ke kantor sekretariat untuk beristirahat.
( Depe )