SERGAP.CO.ID
KAB. KUNINGAN, – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Cidahu Kabupaten Kuningan mulai menggelar simulasi protokol kesehatan, sebagai upaya dimulainya proses belajar mengajar (PBM) tatap muka. Simulasi diperankan oleh karyawan dan para guru. Selasa (17/11/2020).
Kepala Sekolah Toto Suharto M.Pd.I mengatakan, sebelum PBM di sekolah diputuskan, masing-masing sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project itu menyerahkan SOP (Standar Operasional Prosedur) protokol kesehatan dan dilanjutkan dengan simulasi protokol kesehatan. Simulasi itu memberikan gambaran ketika anak (peserta didik) mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah,” kata Toto ditemui di sela kegiatan simulasi PBM di SMPN 2 Cidahu.
Selain itu Toto juga menjelaskan gambaran simulasi protokol kesehatan di sekolah. Sebelum masuk gerbang sekolah, peserta didik wajib di-cek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun. Kemudian, mereka diarahkan petugas untuk cuci tangan dengan sabun dan masuk antrean ke bilik disinfektan.
Sebelum anak-anak mengikuti materi pelajaran di kelas, guru mengingatkan protokol kesehatan terlebih dahulu baru dilakukan pembelajaran,”Jelasnya.
SOP protokol kesehatan tak hanya diterapkan saat peserta didik mengikuti PBM di kelas. SOP juga telah dirancang ketika peserta didik ingin ke toilet atau melakukan aktivitas lain. “Bahkan ketika peserta didik pulang sekolah juga di SOP kan,”Terangnya.
Ia menyebut, ketika PBM di sekolah itu berlangsung, kapasitas jumlah peserta didik setiap kelas beserta jam pelajaran juga dikurangi. Terlebih lagi, pihaknya juga mengimbau pihak sekolah agar mengutamakan mata pelajaran yang dinilai esensial.
“Tidak harus seluruh mata pelajaran, dan jam pelajaran tidak harus 45 menit, bisa 25 menit. Kemudian yang masuk (peserta didik) tidak perlu 100 persen, mungkin bisa 25 persen atau 50 persen tergantung kesiapan sarana prasarana sekolah,” Ungkapnya.
Di sisi lain, pihak sekolah juga wajib memberlakukan protokol ketat bagi warga yang masuk ke lingkungan sekolah. Tak hanya bagi peserta didik, guru maupun karyawan yang memiliki penyakit dilarang masuk ke sekolah. Hal ini semata-mata untuk mengantisipasi terjadinya kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Jadi Siswa nanti yang punya penyakit bawaan tidak perlu masuk, termasuk orang tuanya tidak izinkan masuk. Faktornya banyak, jadi gurunya harus sehat, sekolahnya harus komplet protokolnya, anaknya juga harus sehat,” Paparnya.
Meski demikian, pihaknya menyatakan, simulasi yang berlangsung hari ini selanjutnya dilakukan evaluasi dengan tim ahli beserta Satgas Covid-19. Hasil simulasi tersebut akan di kaitkan degan protokol kesehatan. Termasuk kesiapan sarana prasarana, SOP protokol kesehatan, hingga Sumber Daya Manusia (SDM). “Jadi itu kita sudah siapkan lebih awal. Simulasi peserta didik kelas 7, 8 dan 9 di bagi Dua sebagian A dan B masuk, “Itu yang nanti kita tata sesuai dengan kapasitas yang ada di kelas,”Pungkasnya.
(Agus M)