KAB. LAHAT, || Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lahat turut mendukung kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) terkait program belajar selama bulan Ramadhan. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter Islami, meningkatkan literasi keagamaan, serta membentuk kebiasaan positif bagi siswa selama menjalani ibadah puasa.
Sejalan dengan program nasional tersebut, Disdikbud Lahat terus menggenjot berbagai inisiatif di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Disdikbud Lahat, Neil Aldrin, S.E., M.A.P Melalui Sekretaris Dinas, Dr. Hasperi Susanto, S.Pd.,MM menegaskan bahwa pihaknya telah menerapkan buku saku Ramadhan serta catatan kegiatan siswa sebagai upaya mendukung pembelajaran kontekstual selama bulan suci Ramadhan.
“Selama bulan Ramadhan, siswa disiapkan buku saku kegiatan yang dirancang langsung oleh tim dan dibagikan ke satuan pendidikan melalui file. Selanjutnya, pihak sekolah memperbanyaknya dan membagikannya kepada seluruh siswa,” ujar Dr. Hasperi yang juga merupakan Ketua PGRI Kabupaten Lahat. Senin (03/03/2025).
Lebih lanjut, Dr. Hasperi menjelaskan bahwa tim penyusun buku laporan kegiatan ini terdiri dari pengawas pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) serta perwakilan guru PAI jenjang SD dan SMP. Buku laporan tersebut harus diisi siswa baik saat belajar di rumah maupun ketika mereka kembali belajar di sekolah.
“Dari kegiatan yang dilakukan siswa ini, kami ingin lebih menanamkan karakter siswa, terutama menumbuhkan sikap tanggung jawab dan selalu berbuat baik. Apalagi di bulan Ramadhan ini, satuan pendidikan dianjurkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan seperti tadarus Al-Qur’an, sholat dhuha, berbagi bersama, serta pesantren Ramadhan dengan menghadirkan ustaz atau ustazah. Ada juga sekolah yang mengumpulkan zakat fitrah di sekolah masing-masing dengan membentuk panitia khusus,” tambahnya.
Sebagai bentuk adaptasi dari program Kementerian Dikdasmen, Disdikbud Lahat telah menyesuaikan beberapa kebijakan, di antaranya:
- Pembelajaran Berbasis Karakter – Memasukkan nilai-nilai moral dan keagamaan dalam kurikulum Ramadhan agar siswa tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga spiritualitas dan budi pekerti.
- Penyesuaian Jam Belajar – Mengurangi durasi setiap jam pelajaran sebanyak 10 menit agar siswa tetap dapat menjalankan ibadah dengan optimal tanpa mengganggu aktivitas belajar.
- Peningkatan Kegiatan Keagamaan – Mendorong sekolah untuk mengadakan tadarus Al-Qur’an, sholat dhuha, dan berbagi dengan sesama sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.
- Penerapan Buku Saku dan Catatan Kegiatan – Setiap siswa diberikan buku saku yang berisi panduan ibadah dan catatan kegiatan harian mereka selama bulan Ramadhan, baik di rumah maupun di sekolah.
- Pelaksanaan Pesantren Ramadhan – Sekolah-sekolah dianjurkan untuk mengadakan pesantren kilat dengan menghadirkan ustaz atau ustazah guna memberikan pembelajaran keagamaan yang lebih mendalam.
- Gerakan Berbagi dan Zakat – Beberapa sekolah di Lahat telah membentuk panitia khusus untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat fitrah dari siswa dan guru kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dr. Hasperi juga menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anak mereka selama bulan Ramadhan. “Kami berharap orang tua tetap mengawasi anak-anaknya dalam mengisi buku laporan kegiatan Ramadhan ini, sehingga mereka benar-benar merasakan manfaatnya dan semakin terbiasa dengan kebiasaan baik selama bulan suci ini,” pungkasnya.
Dengan implementasi berbagai program tersebut, Disdikbud Lahat optimis bahwa proses belajar mengajar selama Ramadhan tetap berjalan efektif dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi siswa serta lingkungan sekolah.
(Agusman)