KAB. PESSEL, || Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, menjadikan Bumnag Tirta Gunung Talau di Nagari Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai salah satu contoh badan usaha milik nagari (bumdes) yang sukses dan maju.
Ia menegaskan, keberhasilan Bumnag tersebut akan diceritakan ke seluruh Indonesia sebagai inspirasi bagi desa-desa lain.
Hal tersebut disampaikan Yandri saat meresmikan pemakaian air bersih berskala nagari yang dikelola Bumnag Tirta Gunung Talau pada Minggu (15/12).
Bumnag Tirta Gunung Talau dikenal sebagai bumdes yang bergerak di bidang penyediaan air bersih untuk masyarakat setempat.
“Saya sedang mendata bumdes yang maju untuk dijadikan bumdes percontohan bagi desa-desa lain di Indonesia. Nanti kesuksesan Bumnag Tirta Gunung Talau ini saya ceritakan ke mana-mana dalam kunjungan saya ke desa-desa,” ujar Yandri.
Ia mendorong semua desa, kelurahan, dan nagari di Indonesia untuk mendirikan bumdes yang tematik sesuai potensi lokal masing-masing.
Menurutnya, pengelolaan bumdes yang beragam akan meningkatkan nilai produk desa. Misalnya, ada desa yang fokus pada cabai, tomat, semangka, lele, sapi, hingga beras.
“Kalau produknya sama, harganya rendah karena produksinya terlalu banyak. Kalau bumdes membuat produk yang berbeda, nilai ekonominya akan lebih tinggi,” jelas Yandri.
Selain itu, Yandri menyarankan agar pengelola bumdes bekerja sama dengan pihak swasta untuk memajukan usaha mereka.
Ia memberikan contoh beberapa bumdes sukses di Indonesia, seperti Bumdes Payang Sejahtera di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang memiliki 240 karyawan, dan Bumdes Desa Ngoran di Blitar, Jawa Timur, yang berhasil mengekspor kendang jimbe ke Cina.
“Kalau ada bumdes yang ingin mengelola usaha penyediaan air, saya minta mereka belajar ke Bumnag Tirta Gunung Talau. Kalau ada bumdes yang ingin mengolah kulit sapi, belajarlah ke Bumdes Desa Ngoran. Kesuksesan bumdes ini dapat digunakan untuk kesejahteraan desa, seperti beasiswa, menangani kemiskinan ekstrem, dan stunting,” tuturnya.
Wali Nagari Lumpo, Suhardi Sikumbang, mengungkapkan bahwa keberadaan Bumnag Tirta Gunung Talau telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat nagari.
Kini, warga dapat menikmati air bersih dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan tagihan air PDAM.
“Rata-rata warga hanya membayar Rp8 ribu per bulan untuk air bersih dari Bumnag. Sebelumnya, mereka harus membayar tagihan PDAM sebesar Rp120 ribu hingga Rp180 ribu per bulan,” ungkap Suhardi.
Bumnag Tirta Gunung Talau didirikan atas inisiatif masyarakat setempat yang mengeluhkan tingginya biaya air PDAM.
Suhardi menjelaskan bahwa proyek ini dimulai dengan bantuan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) serta gotong royong warga nagari. Sebagian pendanaan juga berasal dari 10 persen dana desa.
“Awalnya kami membeli pipa untuk menyalurkan air dari sumber di Gunung Talau ke rumah warga. Kini, Bumnag Tirta Gunung Talau sudah mandiri dengan pengurus terdiri dari direktur, sekretaris, dan bendahara, serta teknisi dan tukang tagih,” jelasnya.
Menteri Yandri berharap keberhasilan Bumnag Tirta Gunung Talau dapat memotivasi desa-desa lain untuk mendirikan bumdes sesuai potensi lokal masing-masing.
Ia juga menegaskan bahwa bumdes yang sukses akan mendukung tercapainya swasembada pangan di tingkat desa, yang berkontribusi pada swasembada pangan nasional.
“Dengan bumdes yang maju, kesejahteraan desa akan meningkat. Saya akan terus mendorong semua desa untuk mengikuti langkah sukses seperti yang dilakukan Nagari Lumpo ini,” tutupnya.
(WH).