WALIKOTA DI RUMAH SAKIT JIWA.

Oleh : Idat Mustari

Sergap.co.id

Satu saat seorang Walikota mengadakan kunjungan mendadak ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di wilayahnya. Tentu saja kunjungan mendadak ini membuat pihak RSJ kalang kabut dn membuat acara penyambutan sebisa-bisanya.

Staf Rumah Sakit Jiwa (RSJ)  berdiri berjajar di sepanjang jalan masuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ, juga beberapa pasien yang dianggap sudah agak waras.
Sang Walikota menyalami para karyawan dan ketika menyalami seorang pasien bernama Dirun.
Dirun bertanya : “Bapak siapa?”
Walikota  menjawab : _”Saya Walikota… !”

Dirun tersenyum dan berkata : Ooh…tidak apa apa…!
Walikota  balik bertanya (kebingungan) : “Tidak apa-apa… ? maksud bapak bagaimana… ?”

Kemudian Dirun menjawab sambil menepuk-nepuk bahu pak  Walikota. “Saya waktu baru masuk kesini, juga mengaku Gubernur kok…Nanti lama-lama sembuh. Yang sabar saja, yaa pak…!”

Walikota :  “?!!!????.”

Sang Walikota itu tentu sangat dihargai oleh bawahannya di lingkungan Pemerintahan kota. Tapi ketika Sang Walikota berada di Rumah Sakit Jiwa tak semua orang mengenalnya. Termasuk Dirun pasien yang baru sembuh, pikirnya Sang Walikota adalah pasien seperti dirinya yang dulu mengaku sebagai Gubernur.

Sang Walikota adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tak mengenalnya. Bahkan Sang Walikota adalah orang yang menjengkelkan—menyebalkan dalam pandangan orang-orang yang dengki dan iri kepadanya. Ia menjadi seseorang yang istimewa dan dikagumi hanya oleh mereka yang mencintainya.

Oleh karena itu jangan pernah marah, atau kecewa jika satu saat di suatu tempat tak ada seorang pun yang menghargai diri kita, karena kita bukan siapa-siapa dalam pandangan orang-orang yang tidak tahu siapa kita.

Mereka yang mengetahui nilai,kualitas diri kita lah yang akan menghargai kita. Pun demikian jika kita berada di lingkungan orang-orang gila tak perlu kaget jika satu saat disangka bagian dari mereka, seperti Sang Walikota.

Jadi ga perlu kita berkata, “kamu tidak tahu siapa saya?” Sebab jawab orang yang tidak mengenal kita pasti berkata “Tidak.”🙂🙂

“Met aktivitas, smg bahagia, luas rezekinya,panjang umur. Met jum’atan jangan lupa isi kencleng

*Penulis Buku Bekerja Karena Allah.

Pos terkait

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.