SERGAP.CO.ID
BANDUNG, – Di tengah berbagai keluhan atas dampak pandemi covid 19 yang telah menimbulkan banyak persoalan, ternyata tidak menyurutkan niat, tekad dan ikhtiar sungguh – sungguh dari masyarakat kampung Legok Awi dalam mewujudkan impian menjadi kampung wisata edukasi. Alamat lengkap dari kampung tersebut adalah Kampung Legok Awi, Desa Cukangjayaguna, Kecamatan Sodongjilir, Kabupaten Tasikmalaya.
“ Bah Irdas sebagai Pengurus Prawita GENPPARI Kabupaten Tasikmalaya, atas panggilan jiwa dan kemandiriannya secara bersama – sama dengan masyarakat setempat, bahu membahu bergotong royong untuk mewujudkan program kreatif menuju desa wisata. Tanpa harus menunggu bantuan atau uluran tangan dari siapapun, seluruh masyarakat di kampung tersebut kompak mendesain sebuah kampung edukasi yang ramah lingkungan. Hal ini tentu sangat cocok sebagai tempat wisata keluarga ataupun anak – anak sekolah “, ungkap Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi setelah melaksanakan kunjungan ke kampung tersebut. Hal ini ia ungkapkan dalam pertemuan di Bandung, Rabu (2/9).
Lebih jauh ia juga mengatakan bahwa gagasan Bah Irdas yang jiwanya menyatu dengan keasrian alam, ingin mempertahankan kearifan lokal yang penuh keasrian secara mandiri. Datang ke kampung tersebut, serasa jiwa kita merasakan sensasi seperti zaman dahulu kala. Terlebih masyarakatnya yang ramah, berbudaya, santun dan mudah akrab, membuat suasana kunjungan seperti pulang ke kampung sendiri. Tamu yang datang tidak dinilai sebagai orang lain, melainkan diperlakukan seperti keluarga sendiri. Itulah sebabnya ketika para tamu mau menginap, semua rumah warga akan menerima dengan tangan terbuka.
Perjalanan menuju kampung ini akan melewati area perkebunan teh yang hijau terhampar luas, seolah memanjakan mata dengan aneka pemandangan yang mengasyikan. Berwisata ke kampung ini bisa menjadi paket kunjungan 2 hari satu malam agar bisa merasakan suasana malam di tengah keramahan warga kampung.
Seperti kunjungan dari DPP Prawita GENPPARI ini, pertama kali disambut dengan aneka kesenian dan budaya setempat yang sangat unik dan menarik. Dilanjutkan perjalanan menuju bukit dengan melewati sawah dan hutan yang sangat menantang. Rasa lelah dan letih terbayarkan setelah melihat keindahan pesona alam yang luar biasa. Kegiatan sore hari itu namanya Moro Layung atau menikmati sunset (matahari terbenam) di atas bukit sampai menjelang magrib. Kemudian turun lagi ke bawah dan langsung melaksanakan sholat magrib berjamaah di mesjid setempat.
Malam harinya diisi dengan kegiatan saresehan yang dihadiri para pemuka masyarakat untuk menjelaskan berbagai peluang dan tantangan kepariwisataan. Dede yang sudah menguasai betul masalah kepariwisataan, menjelaskan secara detail sampai dipahami seluruh hadirin. Suasana dialogis penuh keakraban menghiasi keakraban saresehan di malam tersebut. Lalu bermalam di saung dan di rumah – rumah penduduk.
Esok harinya mulainya dengan berbagai program wisata edukasi tersebut, seperti Ngalahang (ngambil dan minum air lahan dari pohon aren), proses pembuatan gula aren, memetik pucuk daun teh, ngurek belut di sawah, nutu padi, ngabedahkeun balong (ngoyod lauk), dan nganggon munding jeung embe.
“ Jadi Prawita GENPPARI mengundang seluruh pecinta pariwisata untuk bisa menikmati sensasi zaman dahulu di Kamung Legok Awi, Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya ini. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Bah Irdas atau Kang Rizal selaku Ketua DPD Prawita GENPPARI Kabupaten Tasikmalaya di no telpon 0812-8208-7237 “, pungkasnya.
(Hendrizal)