Kolaborasi BNN RI dan UNODC di Perbatasan NTT untuk Tingkatkan Keamanan Negara

Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, Kepala BNN RI,

SERGAP.CO.ID

KUPANG, || Biro Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), bersama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), menggelar pertemuan strategis di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan perbatasan dari ancaman peredaran gelap narkotika, memastikan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bacaan Lainnya

Penyelundupan narkotika dari luar negeri ke Indonesia seringkali memanfaatkan kelengahan pengawasan pada perbatasan. Oleh karena itu, kolaborasi antara BNN, BNPP, Polri, Bea dan Cukai, Imigrasi, serta UNODC menjadi langkah penting mengingat besarnya tantangan yang dihadapi.

Pertemuan tersebut menjadi platform untuk membangun koordinasi dan komunikasi, membentuk sinergi guna memperkuat pengawasan perbatasan. Penguatan ini dilakukan melalui pertukaran informasi dan tindakan konkret untuk menutup celah penyelundupan narkotika dan barang terlarang lainnya.

Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, Kepala BNN RI, menyampaikan apresiasi kepada UNODC atas kerjasama kolaboratif dalam mencegah peredaran narkotika lintas negara. Dia juga memuji kerja keras BNN NTT dan instansi terkait yang berhasil menekan prevalensi peredaran narkotika di wilayah tersebut, dengan tingkat peredaran hanya 0,1%.

Sementara secara nasional, tingkat penggunaan narkoba mengalami penurunan. Dari prevalensi nasional 1,73% dari 3,6 juta turun menjadi 3,3 juta orang. Program P4GN yang dijalankan BNN berhasil menekan angka peredaran narkoba, mencapai penurunan dari 1,95% menjadi 1,73%.

Komjen Pol. Petrus menegaskan bahwa kunci penanganan masalah narkoba adalah kemampuan menekan, dan mengapresiasi luar biasa kerja yang dilakukan di NTT.

Kepala BNN RI turut membuka kegiatan Border Management Meeting di NTT, mengingat bahwa kejahatan narkotika termasuk dalam kategori kejahatan lintas negara yang terorganisasi. Perbatasan negara, baik jalur resmi maupun jalur ‘tikus’, menjadi fokus penting dalam upaya mencegah penyelundupan narkotika.

(Dessy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.