SERGAP.CO.ID
NTT, || Dalam perjalanan epiknya ke wilayah Adonara, Frans Aba, sosok yang tengah mencuri perhatian di kancah politik NTT, tak hanya berziarah di makam Almarhum Frans Lebu Raya. Dia juga mengukuhkan dirinya sebagai pendukung setia kebudayaan NTT dalam sebuah makan siang bersama tokoh-tokoh masyarakat dan kaum muda di desa Pepageka, kecamatan Kelubagolit.
Saat memasuki Pepageka, Frans disambut oleh sorakan meriah para penduduk setempat. Meskipun yang hadir hanya puluhan, namun semangat mereka seakan mewakili ribuan perasaan selamat datang. Banyak yang tak bisa hadir, sibuk mempersiapkan diri untuk karnaval kecamatan yang akan datang.
Ama Bisa Muda, seorang tokoh kaum muda di desa, dengan bangga menyatakan, “Pak Frans sudah sampai dan makan siang di kampung kami ini. Tapi, maaf jika jumlah kami tidak sebanyak yang seharusnya. Kami yang hadir hanya puluhan, tetapi hati kami sebagai tuan rumah tersusun dari ribuan perasaan selamat datang. Banyak yang terpaksa tidak hadir, karena mereka harus menyiapkan diri mengikuti karnaval tingkat kecamatan.”
Selain menerima dukungan moril, Frans juga mendengar cerita inspiratif dari kaum muda setempat. Ama Kraman, salah satu tokoh kaum muda, berbicara tentang upaya mereka dalam membangun solidaritas dan soliditas, yang telah melahirkan klub olahraga Agotugu FC dengan sejumlah prestasi mengagumkan. Mereka juga aktif dalam melestarikan kekayaan budaya setempat melalui pembentukan Sanggar Seni.
“Kami di sini memiliki kelompok sanggar yang disebut Nubatelo. Sanggar ini adalah wadah bagi anak muda untuk mempelajari budaya setempat. Kami memiliki jadwal latihan menari dan menyanyi yang telah kami tetapkan, semuanya untuk melestarikan kekayaan intelektual dan pengetahuan yang telah diwariskan oleh para pendahulu kami. Kami sadar ini adalah tanggung jawab kami,” ungkap Kraman dengan semangat.
Frans Aba, yang bersemangat, merespons dengan berkomitmen untuk mendukung investasi kebudayaan, terutama yang dilakukan oleh generasi muda. Dia berbicara tentang rencananya untuk mendirikan gedung pengarsipan dan balai pelatihan sebagai wujud dukungan nyata. “Saya memiliki kepercayaan besar pada semangat juang dan kreativitas anak muda. Komunitas anak muda yang peduli pada nilai kebudayaan adalah modal berharga bagi masa depan. Ini adalah investasi bagi peradaban NTT. Budaya NTT bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang semangat untuk bersatu dan menciptakan perubahan yang positif,” ungkap Frans sambil mendapatkan tepukan meriah.
Setelah berdialog dengan antusiasme, Frans melanjutkan perjalanannya ke tempat lain, memberikan pesan semangat kepada semua yang hadir, khususnya kelompok karang taruna. Dia berkomitmen untuk membuat peta regional komunitas orang muda di NTT, termasuk Pepageka dan Adonara, untuk menjadi dasar dalam menentukan kebijakan pendidikan, kebudayaan, dan seni di masa depan. Frans Aba, sosok yang bersemangat dan penuh harapan, telah memulai langkah besar untuk membangun keberlanjutan budaya dan semangat generasi muda di NTT.
(Dessy)