CIMAHI || Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat mengungkap hasil uji lab nasi boks yang diduga menjadi penyebab keracunan massal dalam kegiatan reses DPRD Kota Cimahi, pekan lalu.
Dalam hasil uji lab terdapat temuan sejumlah bakteri pada makanan.
Bakteri tersebut mulai dari Salmonella, Coliform, Nitrit, hingga Staphylococcus Aureus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cimahi Mulyati mengatakan, pemeriksaan laboratorium menujukan terdapat bakteri Salmonella pada perkedel jagung dan Staphylococcus Aureus pada telur balado yang dikonsumsi.
Kemudian, pemeriksaan air yang digunakan dalam masakan juga terdapat bakteri Nitrit. “Intinya, bahwa hasil pemeriksaan mikrobiologi ditemukan Salmonella pada perkedel jagung, telur balado ditemukan Staphylococcus Aureus dan pemeriksaan sampling air coliform,” kata Mulyati dikonfirmasi, Senin (31/7).
Ia melanjutkan, hasil pemeriksaan kimia kesehatan lingkungan juga didapati kandungan Nitrit pada sayur capcay, sedangkan pemeriksaan pada nasi putih, sambal, ayam isian burger, ayam suwir, ikan tuna isian panada dan selada bokor, negatif.
“Yang menyebabkan diare kemungkinan besar Salmonella,” ucapnya. Ia menjelasakan, bakteri coliform yang terdapat dalam air tidak tercampur pada makanan.
Keracunan Massal di Padasuka Cimahi Total Korban Capai 364 Orang
Pj Wali Kota Cimahi Cek Kondisi Korban Keracunan Massal di RSUD Cibabat.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat jumlah korban keracunan massal nasi boks yang dibagikan saat reses anggota DPRD Kota Cimahi di Kelurahan Padasuka Kota Cimahi mencapai 364 orang.
Masyarakat yang mengalami gejala keracunan ditangani di rumah sakit yang ditunjuk Pemkot Cimahi.
Kepala Dinkes Kota Cimahi Mulyati mengatakan, sejak awal kemunculan kasus pada Minggu, 23 Juli 2023, pihaknya fokus pada penanganan masyarakat.
“Memang sejak awal fokus menangani pasien dengan baik, jumlahnya terdata mencapai 364 orang,” ujarnya, Selasa, 1 Agustus 2023.
Kegiatan reses anggota DPRD Kota Cimahi mengundang 350 warga perwakilan tiap Rukun Warga (RW) berlangsung di GOR RW 8 Cisangkan, Kelurahan Padasuka pada Sabtu, 22 Juli 2023. Pada Minggu, 23 Juli 2023, satu persatu masyarakat mulai mengeluhkan gejala mual, perut melilit, diare, hingga muntah hingga sebagian dibawa ke rumah sakit sampai membeludak.
“Dengan jumlah pasien yang membeludak, kasus tersebut berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB),” ucapnya.
Menurut dia, membeludaknya pasien keracunan karena nasi boks yang dibagikan dikonsumsi bersama keluarga di rumah.
“Undangan kegiatan sebanyak 350 orang tidak hadir semua. Namun, yang membuat jumlah korban membengkak karena nasi boks dimakan satu keluarga sehingga kena semua. Ada juga pasien yang sudah pulang ternyata kondisinya memburuk sehingga masuk lagi ke rumah sakit,” katanya.
Ada juga masyarakat yang ikut mengkonsumsi nasi boks, tetapi tidak menunjukkan gejala keracunan.
Salah satu korban keracunan makanan tengah berobat di Puskesmas Padasuka, Kota Cimahi, Senin (24/7).
“Memang masa inkubasi bakterinya berbeda-beda sesuai kondisi tubuh masyarakat. Ada yang sehat, ada juga yang mengalami gejala. Dengan waktu konsumsi makanan yang berbeda juga memengaruhi akumulasi bakteri pada nasi boks,” ucapnya.
Sepekan berlalu sejak kemunculan kasus keracunan, masih ada satu orang pasien yang dirawat di RSUD Cibabat.
“Masih ada satu pasien di ruang ICU, semoga lekas pulih dan bisa segera berpindah ke ruang rawat inap biasa. Kondisi awalnya memang berat karena ada penyakit penyerta,” ucapnya.
Sedangkan, bagi korban keracunan yang sudah kembali ke rumah masing-masing agar menjaga kondisi tubuhnya.
“Jika masih ada gejala maka puskesmas sebagai layanan dasar siap membantu,” tuturnya.
Pihaknya telah menyiapkan anggaran dari pos Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk pembiayaan penanganan medis korban keracunan.
“Sudah disiapkan anggaran dengan pengajuan BTT sampai 7 kali. Ada tim khusus verifikasi untuk memproses penagihan dari rumah sakit untuk pembiayaan penanganan kasus tersebut,” ujarnya menandaskan.
Dinkes Kota Cimahi mengirimkan sampel nasi boks untuk memastikan penyebab keracunan massal yang dialami ratusan warga Padasuka dan sekitarnya. Sampel makanan yang diuji yakni nasi putih, sambal, ayam isian burger, ayam suwir, ikan tuna isian panada, selada bokor, capcai, telur balado, perkedel jagung, dan sampel air.
Dari uji pemeriksaan mikrobiologi ditemukan telur balado dan perkedel jagung yang mengandung bakteri, sementara dari uji pemeriksaan kimia ditemukan sayur capcai dan perkedel yang mengandung nitrit. Selain sampel makanan, baku mutu air di lokasi pengolahan makanan catering juga terindikasi positif mengandung E.
(Dw**)