KAB. TASIKMALAYA, || Terungkapnya dugaan pungutan liar (pungli) terkait pembayaran untuk absensi aplikasi Telkomsel di SMP Negeri 2 Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya memunculkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa.
Seorang orang tua siswa, AS (56), mengungkapkan kekecewaannya setelah anaknya diminta untuk membayar uang tambahan sebesar Rp 15.000 sebagai biaya untuk absensi melalui aplikasi Telkomsel. AS merasa bingung dan mempertanyakan tujuan dari pembayaran tersebut.
“Saya tidak mengerti kenapa anak saya diminta uang tambahan untuk absensi hanya karena aplikasi Telkomsel, sebesar Rp 15.000. Ke mana uang ini akan pergi dan apa tugas guru sebenarnya? Kenapa semua harus dibuat aplikasi?” Ujar AS dengan nada kecewa
Keluhan AS muncul setelah anaknya diberitahu oleh pihak sekolah mengenai kewajiban pembayaran tersebut. Pembayaran yang dilakukan untuk aplikasi absensi ini memunculkan pertanyaan terkait transparansi dan alokasi dana yang seharusnya dijelaskan kepada orang tua siswa.
Menanggapi hal tersebut, Dadan Nurul Haq S.Pd, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMP Negeri 2 Manonjaya, saat diwawancarai oleh wartawan Sergap, mengonfirmasi adanya biaya tambahan sebesar Rp 15.000 per siswa. “Saya tahu tentang pembiayaan ini dan memang ada kewajiban sebesar itu. Pembayaran ini tidak ada kaitannya dengan dinas atau pihak luar, ini murni ide dari sekolah,” Kata Wakasek Kesiswaan tersebut Jumat 14/02/2025.
Wakasek Kesiswaan SMP Negeri 2 Manonjaya menjelaskan bahwa pembayaran tersebut terkait dengan penggunaan aplikasi absensi yang digunakan oleh sekitar 480 siswa di sekolah tersebut.
Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa terkait transparansi penggunaan dana dan kebijakan yang diterapkan oleh pihak sekolah. Hingga saat ini, pihak sekolah belum memberikan penjelasan rinci mengenai penggunaan uang yang terkumpul dari siswa untuk aplikasi absensi tersebut.
Kasus ini semakin menjadi sorotan, terutama terkait dugaan pungutan liar yang dilakukan oleh pihak sekolah tanpa adanya kejelasan mengenai alokasi dana yang sebenarnya.
(Tim Sergap)