SERGAP.CO.ID – BEKASI // Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan dalam Islam. Oleh karena itu, salah satu amalan yang dianjurkan oleh para ulama adalah membaca surah Yasin sebanyak 3 kali setelah shalat Maghrib.
Hal tersebut merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad, Berikut adalah hadis lengkapnya:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ بَنِيْ كَلْبٍ
Artinya : “Jika malam pertengahan Syaban telah tiba, maka bangunlah pada malamnya dan berpuasalah pada siangnya. Karena sesungguhnya Allah SWT turun pada malam pertengahan Syaban ke langit dunia, lalu Dia mengampuni dosa yang lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku Kalb.”
Amalan ini bukan suatu kewajiban dalam Islam, tetapi termasuk dalam kategori ibadah yang bersifat sunnah atau dianjurkan oleh sebagian ulama berdasarkan pengalaman spiritual dan tradisi keislaman
Salah satu amalan yang sering dilakukan oleh umat Islam, khususnya di Indonesia, adalah:
Pertama, Melaksanakan Sholat sunat mutlaq dua rokaat berjamaah atau sendirian (dengan niat sholat sunat mutlaq lillahi ta’ala). Pada rokaat pertama ba’da al-fateha membaca surah al-ikhlas lalu di rokaat kedua ba’da al-fateha membaca surah an-nas.
Kedua, Membaca surah yasin sebanyak 3x diawali dengan membaca hadorot kepada para Rosul dan para Nabi, sahabat Nabi, para Auliya, para Guru dan keluarga yang sudah wafat. Serta memperbanyak baca istigfar.
Para ulama menganjurkan Sebelum dan sesudah membaca surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban sebaiknya diniatkan, biasanya menghubungkannya dengan permohonan tiga hal.
Permohonan yang pertama adalah memohon panjang umur dalam ketaatan kepada Allah SWT. Kedua memohon rezeki yang luas dan berkah. Ketiga memohon keteguhan iman dan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik).
Disiang hari nisfu sya’ban juga dianjurkan untuk berpuasa dan bersedekah.
Berdasarkan Hadits dan Ijma Ulama ada 5 Keutamaan Nisyfu Sa’ban
1. Pergantian Buku Catatan Amal
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Rosulululloh SAW bersabda : “Itulah bulan yang orang-orang banyak yang lalai antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan ditampakkannya amalan-amalan, dan aku suka ketika amalanku diperlihatkan di hadapan Rabbku, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.”
2. Malam Pengampunan Dosa
عَنْ مُعَادٍ مِنْ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Dari Sayyidina Mu’ad Bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata: “Allah Tabaraka wa Ta’ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
3. Malam Dikabulkannya Doa-Doa
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ : أَلا مِنْ مُسْتَغْفِرِ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ : أَلا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ : أَلا كَذَا … أَلا كَذَا … حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ
Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila tiba malam Nisfu Syaban, shalatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu)…. Adakah yang demikian…. sampai terbit fajar.”
4. Malam Syafaat
Berdasarkan kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali,
pada tanggal 13 syaban Rasul pernah ditanya mengenai pemberian syafaat Kemudian Rasul menjawab
bahwa beliau hanya akan memberikan sepertiga syafaatnya. Ketika ditanya lagi pada 14 syaban,
Rasul menjawab bahwa beliau akan memberikan dua pertiganya. Ketika ditanya lagi tepat pada
malam Nisfu Syaban, Rasul menjawab bahwa beliau akan memberikan syafaatnya kepada semua umatnya.
5. Hari Raya Malaikat
Dalam kitab Fadlilah al-Muharram wa Rajab wa Sya’ban karya KH Sholeh Darat Semarang dijelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan hari raya bagi para Malaikat. Ini sebagaimana Lailatul Qadar yang sama-sama sebagai hari raya bagi para Malaikat,”
Oleh: Kiyai Haji Mukti Ali Bhaedowi, Pimpinan Pondok Pesantren Daaru Da’wah Annahdiyyah Cabangbungin – Bekasi.
[Red]