KUPANG, || Dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNICEF mengadakan kegiatan rapat kajian mengenai relevansi modul Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan masukan mengenai perbaikan modul pelatihan PAUD-HI, terutama terkait dengan relevansi modul tersebut terhadap isu dan tren layanan anak usia dini di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Education Officer UNICEF, Robertus Djone, menjelaskan dalam wawancaranya dengan media ini mengatakan Kegiatan hari ini bertujuan untuk mereview modul pelatihan PAUD-HI yang selama ini kami gunakan di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Rote Ndao, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Barat.
Robertus menambahkan bahwa modul ini telah dikolaborasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang sekarang bernama Kementerian Pendidikan, Dasar, dan Menengah. Saat ini kami sedang melakukan review untuk memastikan apakah modul ini sudah kontekstual dan relevan dengan kebutuhan
Topik utama dari PAUD-HI adalah menciptakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Modul ini mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan sumber daya, pelayanan 8 indikator esensial PAUD usia dini, serta kegiatan kepemimpinan. Untuk itu, UNICEF melibatkan berbagai pihak lintas sektor, termasuk universitas, untuk membantu memancarkan dan menyempurnakan modul ini agar lebih sesuai dengan konteks.
Modul PAUD-HI juga menekankan pentingnya penerapan 8 layanan esensial di setiap satuan PAUD, seperti kelas orang tua, pertumbuhan dan perkembangan anak, akte kelahiran, hidup bersih dan sehat, serta fasilitas sanitasi dan air bersih yang memadai.
“Fasilitas-fasilitas ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan layanan PAUD di NTT,” tambah Robertus.
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan modul yang lebih relevan dan terkini, yang akan diterapkan di seluruh kabupaten di NTT pada tahun depan.
“Kami berharap modul yang telah disempurnakan ini bisa digunakan di seluruh wilayah Provinsi NTT,” ungkap Robertus menutup penjelasannya.
Dengan kajian ini, diharapkan layanan pendidikan anak usia dini di NTT dapat meningkat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi perkembangan anak dan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
(Dessy)