Irfan Afandi: Kemenangan Kotak Kosong adalah Seruan untuk Evaluasi Kepemimpinan di Ciamis

SERGAP.CO.ID

KAB. CIAMIS , || Fenomena pemilihan kotak kosong dalam Pilkada Ciamis 2024 menjadi sorotan tajam, terutama terkait pandangan Irfan Afandi, Ketua Pimpinan Daerah Brigade Gerakan Pemuda Islam (GPI). Dalam pernyataannya, Irfan menegaskan bahwa kemenangan kotak kosong bukanlah tindakan kebodohan, melainkan seruan untuk mengevaluasi kualitas kepemimpinan yang ada di Kabupaten Ciamis. Kamis, (17/10/2024).

Bacaan Lainnya

Irfan menyatakan bahwa argumen yang menyebutkan pemilihan kotak kosong dapat membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) jika harus diulang merupakan hal yang tidak konsisten. “Jika hanya ada satu pasangan calon, seharusnya tidak perlu melakukan tahapan Pilkada dan langsung melantik saja. Namun, masyarakat tetap berhak untuk melihat proses demokrasi berjalan,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa pemilih memiliki hak untuk menilai dan mengkritisi calon yang ada.

Lebih jauh, Irfan juga menanggapi narasi yang mengatakan bahwa kemenangan kotak kosong berarti Ciamis akan dipimpin oleh “kardus kosong.” Ia menekankan bahwa hal itu adalah misinformasi. “Regulasi yang ada tidak memungkinkan kotak kosong untuk menjadi bupati. Selalu akan ada pejabat bupati yang dilantik, baik melalui Pilkada atau penunjukan sementara,” jelasnya. Hal ini menegaskan bahwa substansi kepemimpinan di Kabupaten Ciamis tetap terjaga, meskipun kotak kosong memenangkan suara.

Sebagai alumni aktivis 411 dan 212, Irfan berharap masyarakat Ciamis dapat melihat pemilihan kotak kosong sebagai sarana evaluasi terhadap calon dan sistem yang ada. “Kita harus berani bersikap kritis dalam menghadapi demokrasi. Memilih kotak kosong adalah langkah untuk menunjukkan keinginan akan perubahan yang lebih baik,” tegasnya. Dengan sikap ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya menjadi pemilih pasif, tetapi juga aktif dalam menuntut akuntabilitas dari calon pemimpin.

Pernyataan Irfan mencerminkan kerisauan yang lebih luas tentang kualitas demokrasi di Indonesia. Dengan semakin banyaknya dukungan terhadap kotak kosong, muncul pertanyaan mendasar: Apakah calon-calon yang ada mampu memenuhi harapan masyarakat? Atau, apakah memilih kotak kosong adalah cara masyarakat Ciamis untuk menantikan sosok pemimpin yang lebih berkualitas? Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak dalam konteks demokrasi Ciamis ke depan.

(Ape)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.