Oleh: Dionisius Raymundus Popo,Mahasiswa Prodi Keagamaan Katolik,UNIKA weetebula, Sumba, NTT
SUMBA BARAT DAYA, || Mimpi dan menghayal adalah jalan terbaik bagi mereka yang miskin dan tertindas. Keadilan dan kehidupan baik adalah Impian dan harapan bagi setiap idividu dan kelompok sosial.Namun, semua itu hanya angan-angan yang sulit untuk digapai bagi mereka yang miskin dn tertindas. Mereka pernah merasakan keadilan dan kehidupan yang baik, sayangnya mereka harus dibangunkan oleh suara ayam dan burung yang menandakan bahwa pergantian hari telah tiba dan memang semuanya hanya mimpi.
Banyak individu menguburkan Impian dan cita-citanya karena masalah sosial dan ekonomi yang tidak mendukung dalam menggapai cita-citanya.
Lima tahun telah berlalu dan pada tahun ini kita telah melihat banyak spanduk yang dipaparkan di setiap persimpangan jalan yang bertuliskan visi dan misi, artinya tahun berganti, pemimpinpun berganti, setiap orang pasti ada masanya begitupula setiap jabatan pasti ada masanya dan kini saatnya pemimpin akan diganti, Masyarakat harus bekerja keras dan berpikir keras akan siapa yang pantas pimpin mereka untuk lima tahun kedepan.
Oleh karena itu,terciptanya pemimpin yang ideal ditentukan oleh mayarakat yang cerdas dan kritis, selama ini Masyarakat telah bekerja keras mengahabiskan waktu, tenaga pikiran untuk membahas calon pemimpin yang ideal. Pertanyaannya, pernahkah para petinggi duduk di kursi jabatan dalam sebuah rapat lalu mulai mendiskusikan tentang nasib rakyat? Atau pernahkah kalian mendengarkan suara jeritan rakyatmu yang membutuhkan bantuanmu? Realita yang terjadi masih banyak tempat yang hidup dalam kegelapan dan berjalan di atas batu berduri dan jalan berlumpur.
Dalam dokumen Querida Amazonia menyampaikan bahwa mimpi kami adalah suatu wilayah Amazon yang menyatuhkan dan mensejaterahkan semua penduduknya agar mereka bisa menikmati “kehidupan yang baik” (QA art8).
Dalam hal ini ingin menjelaskan bahwa semua manusia menginginkan dan mengidamkan kehidupan yang baik dan mendapatkan haknya sepeti manusia pada umumnya, namun yang terjadi saat ini banyak orang yang telah direnggut haknya karena politik sosial
Politik saat ini hanya fikti belaka, semua janji seolah-olah hanya semata-mata untuk menarik perhatian publik, tetapi pada prakteknya telah banyak program yang terlewatkan dan tertunda sehingga program-program yang tertunda menjadi senjata utama untuk periode yang akan datang.
Dalam seruan apostolik Evangelisasi Gaudium menegaskan bahwa memberikan kepada setia orang yang menjadi haknya menurut definisi klasisk keadilan, berarti bahwa tidak ada individua tau kelompok manusia yang menganggap dirinya maha kuasa, berhak untuk melanggar martabat dan hak individua tau kelompok sosial lainnya (EG art171). Artinya, tidak ada seorangpun yang dapat melanggar hak dan merebut hak orang lain sekalipun dia adalah pemimpin tertinggi karena Tuhan telah memberikan hak individu sejak masih dalam kandungan, sehingga tidak seorangpun yang dapat mengambil hak tersebut.
Realita yang terjadi saat ini, banyak petinggi yang merasa berkuasa dan menganggap diri bisa berbuat semaunya.
Pemimpin yang baik dan bijaksana adalah mereka yang selalu menjadikan Yesus sebagai modelling kepemimpinan. Pemimpin seharusnya mengayomi, mensejaterahkan, membangun dan bersosial. Pertanyaanya, bagaimana caranya suapaya dapat tercipta pemimpin yang ideal? Hal itu dapat terjadi jika Masyarakat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis karena banyak Masyarakat yang menjadikan pemilihan sebagai ajang pertandingan atau perlombaan dengan menjadikan harta benda menjadi bahan taruhan, dan bahkan banyak Masyarakat yang rela kehilangan hidupnya demi membela pilihannya.
Masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas dengan melihat kinerja bukan populer dari seorang calon pemimpin.
Bagi pemimpin dan calon pemimpin, jika nanti engkau ditakdirkan untuk memimpin suatu wilayah, dengarkanlah suara jeritan rakyatmu dan bantulah mereka, karena kehadiran dan bijaksanamu sangat diimpi-imikan oleh rakyatmu.Saat ini, masih banyak rakyatmu yang pada malam hari harus bertabrakan karena kurangnya penerangan dan masih banyak yang berjalan di batu berduri dan jaan berlumpur karena kurangnya infastruktur yang layak. Selain itu juga, banyak anak-anak bangsa yang harus mengubur Impian mereka karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung.
Oleh karena itu, jangan jadikan visi dan misimu sebatas tertulis di spanduk, akan tetapi jadilah seorang pemimpin yang ideal, bijaksana bagi masyakat dan wujudkanlah mimpi-mimpi rakyatmu sebagai bukti kepedulianmu terhadap mereka.
(MSS**)