BANDA ACEH, || Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni, menyayangkan adanya persoalan pendidikan di Indonesia yang belum terselesaikan. Lisda menegaskan terdapat ketimpangan antara sekolah favorit dan tidak, sehingga orangtua murid akan berlomba memasukkan anak mereka ke sekolah favorit.
Melihat kenyataan itu, Lisda menilai hal tersebut harus menjadi perhatian bersama agar bagaimana dunia pendidikan seharusnya bisa menambah jumlah sekolah dengan sarana dan prasarana yang merata dan memadai.
“Ya, persoalannya saat ini, bagaimana peran negara hadir? Adakah niat baiknya atau tidak? Apakah dalam hal ini negara mampu membangun sekolah, memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru kita? Pasalnya sekolah dan guru-guru yang mempunyai kualitas baik menjadi investasi masa depan bangsa ini, sedangkan untuk membangun jembatan dan jalan tol saja bisa,” ujar Lisda seusai Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Banda Aceh, Jumat (12/7).
Legislator NasDem yang akan kembali duduk di kursi DPR RI Periode 2024-2029 itu pun menjelaskan, saat ini yang terjadi adalah bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin berkurang jumlah sekolahnya. Jumlah SD lebih banyak daripada SMP, dan jumlah SMP lebih banyak daripada SMA.
Kondisi itu berdampak pada anak yang tidak kebagian sekolah, terlepas masalah ekonomi. Permasalahan seperti itu seharusnya menjadi kewajiban negara agar anak-anak Indonesia bisa bersekolah semua.
“Kalau seperti ini (jumlah sekolah terbatas) berarti pemerintah mempersiapkan anak-anak kita untuk tidak bersekolah, dan tidak mendapatkan hak pendidikan. Ini betul-betul sudah melanggar UUD 1945, di mana pemerintah harusnya hadir dalam upaya mencerdaskan seluruh anak bangsa merupakan amanat UUD 1945. Maka itu negara wajib hadir dan turun tangan mewujudkan hal tersebut. ” Tutupnya.
(WH).