LAHAT, SUMSEL, || Asas Pemilihan Umum (Pemilu) yang dikenal sebagai Luber-Jurdil menjadi dasar pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Diketahui, Luber-Jurdil merupakan akronim dan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Jadi KPU, Bawaslu, serta jajarannya sampai ditingkat desa bersama-sama menjadi penyelenggara pemilu, harus berusaha menyelenggarakan Pemilu ini dengan Netral, jujur dan adil serta tidak berpolitik praktis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris DPC Partai Demokrat Kab.Lahat Ganda Taruna,S.Sos sekaligus Tokoh Pemuda dan Mantan Aktivis 1998 Sumatera selatan dikediamannya, Sabtu (6/7).
Ganda menuturkan bahwa setiap Pasangan calon yang kan bertarung di Pilkada 2024 ini jelas memiliki tim, dimana tim tersebut sudah tau selama ini background para penyelenggara pemilu berasal, akan tetapi setelah masing masing personil terpilih menjadi penyelenggara Pemilu, Background itu harus ditanggalkan. Ini jelas sesuai dengan Undang-undang no.7 tahun 2017 tentang penyelenggara pemilu serta peraturan DPKK No.2 tahun 2017 tentang kode etik dan perilaku penyelenggara pemilihan umum.
Ganda menambah, Netralitas adalah mahkota dari seorang penyelenggara pemilu. Netralitas multak dimiliki penyelenggara pemilu. Netralitas tersebut harus dimulai dari pikiran dan diwujudkan dalam sikap serta pernyataan.
Sebagai penyelenggara tidak hanya bicara bahwa kita netral. Tetapi harus dimulai dari pikiran kemudian ditunjukkan dengan sikap dan tindakan sebagai penyelenggara. Netralitas, bukan hal yang sulit bagi penyelenggara pemilu. Komitmen terhadap pemilu berintegritas, disertai pemahaman terhadap asas, kode etik, dan perilaku pemilu akan mengantarkan penyelenggara ke mahkota tersebut.
“Melihat beberapa peristiwa dan sikap para penyelenggara Pemilu di Kab.Lahat dimulai dari perekrutan, indikasi netral itu sudah jauh panggang dari pada api, dugaan pelanggaran kode etik oleh KPU dan Bawaslu di Lahat sudah sangat jelas terlihat dan sudah menjadi buah bibir di masyarakat.
Bawaslu Kabupaten Lahat sendiri pada saat perekrutan Panwascam sebelumnya diawali dengan proses evaluasi Panwascam, dan dengan dalih Evaluasi tersebut 90% Panwascam lama gugur dan itu sangat tidak masuk akal.” Lanjut Ganda yang juga mantan Ketua Pemuda Pancasila Lahat yang cukup disegani di Jajaran Pemuda Pancasila Sumatera Selatan.
“Hal yang sama juga terjadi di KPU Kab.Lahat dengan memilih PPK yang baru beberapa bulan pindah status penduduk diluar Kab.Lahat, indikasi dugaan upaya pengarahan sekelompok entitas yang meninggalkan tempat asalnya secara besar-besaran (eksodus), untuk membangun kekuatan yang bernilai negatif yang berdampak pada tidak stabilnya jalan roda demokrasi menjelang Pilkada tahun 2024.” Tutur Ganda yang juga tergabung di Masyarakat Peduli Demokrasi (MPD) Cabang Lahat.
Apa jadinya proses demokrasi di Kab.Lahat ini kedepan, Pemilukada tinggal beberapa bulan lagi. Jika indikasi ketidak netralan para penyelenggara Pemilu ini maka hancurlah proses dan hasil pilkada nantinya. Kata netral saja tidak cukup diucapkan melainkan dijalankan dengan sikap dan perbuatan. “Jadi minta maaf, kalau anda yang hobi suka duduk ngopi bareng dengan teman anda tim sukses, jangan dulu lah anda ngopi bareng dengan tim sukses.
Memang anda tidak bicara apa-apa di warung kopi tapi publik susah mengerti bahwa anda bukan bagian dari tim sukses. Ngopinya masing-masing di rumah saja. Apalagi kalau anda masih merupakan keluarga dekat dari salah satu Paslon, Nanti selesai Pilkada, selesai penetapan KPU, waktu anda sudah menjadi warga negara yang tidak punya afiliasi, barulah.” Tutur Ganda lagi.
Ganda mengajak seluruh unsur penyelanggara pemilu untuk kembali benar benar menjaga netralitasnya, jangan hanya kemauan segelintir orang bisa merusak iklim demokrasi, yang belum tentu juga orang tersebut akan menang tapi proses pilkada kedepan rusak. Jangan lagi proses hitung ulang seperti kemaren terjadi lagi bahkan sampai harus hitung ulang ke KPU Provinsi. Ini sangat sangat memalukan bagi Lahat yang tidak pernah terjadi sebelum sebelumnya.
Terakhir, sekali lagi kami mengajak KPU, Bawaslu beserta jajarannya, seluruh eleman masyarakat, partai politik, para pemantau pemilu untuk bersama sama menjaga proses pemilukada kedepan tetap aman, damai, tentram.” jeme lain mungkin ribang nginaknye, anye kite Lahat yang karut namenye. Jangan sampai noda ini menjadi darah. ”Tutup mantan Ketua KNPI Lahat periode 2013-2016 ini.
(Agusman)