Indonesia Usulkan Program Twin Quarantine Port Dalam HDCM Ke-4 Dengan Tiongkok di Labuan Bajo

Indonesia Usulkan Program Twin Quarantine Port Dalam HDCM Ke-4 Dengan Tiongkok di Labuan Bajo

SERGAP.CO.ID

LABUAN BAJO, || Upaya memperlancar akses pasar komoditas pertanian dan perikanan Indonesia ke Tiongkok semakin intensif. Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, telah menyampaikan usulan program ‘Twin Quarantine Port’ pada Pertemuan Keempat Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama (HDCM) antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok.

Bacaan Lainnya

Dalam HDCM Ke-4 yang berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Sahat menyoroti pentingnya kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok. Program ‘Twin Quarantine Port’ yang diusulkan akan berlokasi di PIK (Pondok Indah Kapuk) 2, Indonesia, dan Xiamen, Tiongkok, dengan konsep ‘dry port’. Selain itu, penguatan kerja sama untuk pelabuhan ekspor ikan di Tual, Maluku, juga menjadi fokus.

“Pelabuhan Tanjung Priok saat ini telah melebihi kapasitasnya sebagai pintu masuk komoditas dari Tiongkok. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk memperlancar arus barang dan layanan karantina,” ungkap Sahat.

Lebih lanjut, Sahat menjelaskan bahwa implementasi program ini akan melibatkan mekanisme pengawasan yang meliputi pre-border, border, dan post-border. Tujuannya adalah untuk mempercepat layanan karantina di border dan mempersingkat waktu timbun peti kemas di pelabuhan.

Selain itu, Barantin juga menghadirkan beberapa isu terkait hambatan persyaratan Sanitari dan Fitosanitari (SPS) dalam ekspor ke Tiongkok. Beberapa komoditas yang masih mengalami hambatan antara lain sarang burung walet, tepung ikan, dedak gandum, hingga lobster.

Menyikapi hambatan tersebut, Sahat berharap melalui HDCM Ke-4, kedua negara dapat menemukan solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menjadi tokoh utama dalam pertemuan ini, dengan berbagai isu strategis seperti Ketahanan dan Hilirisasi Pangan, Kelautan dan Maritim, hingga Talenta dan Teknologi menjadi fokus utama pembahasan.

Dalam kesempatan ini, Sahat didampingi oleh beberapa pejabat terkait dari Barantin dan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Nusa Tenggara Timur, yang juga turut mengikuti diskusi ini dengan antusias

(Dessy).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.