KUPANG, || Dalam upaya menurunkan angka stunting secara komprehensif, Pemerintah melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang telah mengambil langkah penting dengan melibatkan tokoh agama sebagai opinion leader dalam kampanye pencegahan stunting. Melalui program pengabdian masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Oebobo Kota Kupang.
Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh sekitar 50 jemaat di Gedung GSJA Sinar Kasih Kecamatan Oebobo, Kota Kupang pada Minggu (14/04) ini bertujuan untuk meningkatkan literasi gizi para pemuka agama. Dalam ceramah keagamaan yang mereka sampaikan, tokoh agama ini berperan sebagai teladan dan penyebar informasi yang dekat dengan masyarakat.
Prof. Dr. Apris A. Adu, S. Pt., M.Kes, Ketua Pengmas FKM Undana, menjelaskan bahwa tokoh agama dipilih karena mereka memiliki pengaruh yang besar dalam masyarakat.
“Sasaran kami kali ini adalah melalui tokoh agama mengingat apa yang disampaikan oleh tokoh agama menjadi pegangan. Kami berharap pesan-pesan yang disampaikan dapat didengar dan diikuti oleh jemaat,” jelasnya.
Angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi perhatian serius, dengan 13 Kabupaten yang masuk dalam daerah tertinggal. Meskipun Kota Kupang tidak termasuk dalam kategori tersebut, namun wilayah tersebut tetap berkontribusi dalam menyuarakan pentingnya pencegahan stunting kepada masyarakat.
“Komitmen kami adalah terus memberikan informasi kepada masyarakat, dengan tujuan agar suatu saat NTT bisa bebas dari stunting,” Ungkap Apris.
Dalam pelatihan tersebut, materi yang disampaikan meliputi pengertian stunting, pentingnya pencegahan stunting, cara pengukuran stunting, dampak yang ditimbulkan, penyebab stunting, dan pentingnya gizi seimbang. Program ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh FKM Undana dalam pencegahan stunting melalui tokoh agama. Sebelumnya, program serupa telah dilaksanakan di Kabupaten Rote, Alor, dan Kota Kupang, dimulai dari gereja GSJA Sinar Kasih Kota Kupang.
FKM Undana juga berencana untuk melakukan ekspansi program pencegahan stunting ke beberapa kabupaten di wilayah Kupang dan memperluas pendampingan tata kelola di beberapa wilayah kabupaten lainnya di Indonesia, termasuk Kolaka di Sulawesi Tenggara dan Pulau Seran di Maluku.
Sri Manoe S. Th, Gembala Sidang Gereja Sidang Jemaat (GSJA) Sinar Kasih Oebobo, mengapresiasi program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh FKM Undana Kupang. Ia menyatakan bahwa fokus pemerintah terkait penanganan stunting memerlukan kolaborasi antar sektor. Sri berharap bahwa edukasi yang diberikan oleh Tim Departemen Gizi FKM Undana dapat meningkatkan pengetahuan dalam penanganan stunting di masyarakat.
Dengan adanya kolaborasi antara FKM Undana dan tokoh agama, diharapkan pengetahuan tentang pencegahan stunting semakin meluas dan pada akhirnya akan menciptakan generasi yang bebas dari masalah stunting. Diharapkan juga bahwa penurunan angka stunting dari 17,8% pada tahun 2023 menjadi 14% pada tahun 2024 ini akan pada tahun 2024, NTT (Nusa Tenggara Timur) berhasil mencatat penurunan angka stunting menjadi 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 17,8%. Keberhasilan tersebut diraih melalui upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dan tokoh agama sebagai opinion leader.
Dalam upaya ini, FKM Undana bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Universitas Nusa Cendana, Pemerintah Daerah, UNICEF, dan beberapa LSM terkait. Kolaborasi antara FKM Undana dan tokoh agama diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang pencegahan stunting dan akhirnya menciptakan generasi yang bebas dari masalah stunting.
(Dessy)