CIMAHI, || Dalam rangkamengembangkan potensi wisata daerah, Pemerintah Daerah Kota Cimahi melalaui Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi menggelar Festival Eko Wisata Cimahi di Kampung Terobosan, Kelurahan Cipageran Kota Cimahi pada Sabtu (09/03/2024).
Berbagai kegiatan digelar pada festival eko wisata cimahi diantaranya : 1) lounching pasar awi campernik, 2) Festival agribisnis, 3) hari musik nasional, dan 4) penamaan rupa bumi kawasan ekowisata Cimahi yang diikuti oleh para UMKM, komunitas pertanian, perikanan, peternakan, pelaku industri kreatif serta pelaku musik Kota Cimahi.
kegiatan Festival Eko Wisata merupakan salah satu upaya dari pemerintah Kota Cimahi untuk 1) menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian daerah, 2) mempromosikan potensi daerah kepada masyarakat Kota Cimahi dan luar Kota Cimahi, 3) meningkatkan daya saing sektor pariwisata, pertanian, pertanian dan peternakan serta industry kreatif, 4) mempromosikan produk – produk dari sektor pertanian, peternakan, perikanan dan juga UMKM Kota Cimahi, serta potensi musik di Kota Cimahi, 5) menarik minat investor untuk berinvestasi di Kota Cimahi, dan 6) penamaan rupabumi di Kawasan eko wisata Cimenteng (EWIC) sebagai upaya melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat serta mewujudkan tertib administrasi pemerintahan.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Cimahi Dicky Saromi dalam sambutannya saat membuka Festival eko wisata Cimahi mengatakan eko wisata Cimenteng dibangun untuk menjadi kawasan wisata pendidikan, mulai dari perkebunan, peternakan dan sebagainya yang berbau alam, dengan panorama alam yang menyegarkan, tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Kawasan ekowisata ini akan diberikan nama rupabumi kawasan ekowisata cimahi campernik (EWIC). Campernik bagi orang sunda memiliki makna mungil tapi cantik. Makna nama kawasan ekowisata cimahi campernik yang diresmikan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan akan terus dikenang, sekaligus memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat di cimahi secara umum dan masyarakat cipageran secara khusus.
“Banyak kearifan lokal yang perlu kita jaga. Tidak hanya dari sisi kuliner saja, tetapi juga dari seni dan budaya,” tutur Dicky.
Dicky Saromi menyebutkan bahwa sebagai kota terkecil, Cimahi ternyata masih memiliki segudang potensi yang bisa dikembangkan dan terkenal. Kota Cimahi bukan tidak memiliki potensi, namun masih perlu digali.
“Selama ini kita bukan tidak punya (potensi) tetapi karena tersembunyi saja, tinggal kita gali,” tuturnya.
Ia mengaku ingin mewujudkan pesan Penjabat Gubernur Jawa Barat agar setiap Kabupaten/Kota dapat berlomba-lomba memunculkan potensi masing-masing. Sesuai motto kita Campernik, berarti harus berdaya saing dan unggul. Maka Potensi adalah jawaban yang harus kita munculkan.
“Dengan menggabungkan keempat acara tersebut, kami berharap dapat lebih memperkenalkan Cimahi melalui event-event berkualitas. Kami ingin memperkenalkan Cimahi melalui berbagai kegiatan dan peristiwa yang menarik,” tambahnya.
Dicky berharap kegiatan festival ini memberikan ruang bagi masyarakat menengah kecil untuk berkreasi dan menjajakan produknya. Dalam mengembangkan tempat wisata, pihaknya akan terus melakukan pembangunan karena potensi sektor jasa pariwisata di Cimahi sangat besar. “Kami tidak hanya fokus pada wisata alam, tapi juga akan terus mengembangkan wisata buatan,” jelasnya lagi.
Menurut Dicky, mengembangkan potensi daerah melalui berbagai event sangat trategis dan efektif terlihat antusiasme masyarakat terhadap acara-acara yang diselenggarakan sangat tinggi. Dicky optimis, dengan semangat kolaboratif dan kemauan yang kuat maka warga kota akan merasakan kebahagiaan seperti yang terlihat dalam kegiatan Festival Ekowisata Cimahi ini.
(Dewy)