DPK-PPNI Menggelar Seminar Keperawatan dan Meningkatkan Kompetensi Perawat Dalam Bidang Bedah Saraf

SERGAP.CO.ID

KUPANG, || Dewan Pengurus Komisariat Persatuan perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang bekerja sama dengan Tim Bedah Saraf Siloam Karawaci menggelar seminar keperawatan Kamis,(23/03/2023).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi perawat dalam bidang bedah saraf itu mengusung tema, “Tata Laksana Keperawatan pada Pasien dengan Intervensi Bedah Saraf di Area Emergency, Kamar Bedah, ICU dan Rawat Inap dengan Pendekatan Kolaboratif Integratif

Bertempat di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, seminar keperawatan ini dibuka juga untuk umum, khususnya bagi perawat atau tenaga kesehatan yang berminat, baik hadir secara langsung maupun secara daring melalui Zoom atau kanal YouTube DPK RSUD Johannes.

Ketua DPK PPNI RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Agustinus Ara, S.Kep.,Ns, M.Kes, dalam kata sambutannya pada seremonial pembukaan mengatakan bahwa, pelaksanaan seminar keperawatan tersebut masih dalam suasana HUT PPNI ke-49 pada 17 Maret 2023 lalu yang mengusung tema: Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme.

“Profesionalisme adalah kunci utama dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai kesejahteraan,” tegas Agustinus Ara.

Menurutnya, kesejahteraan itu bermakna bahagia, senang, sehat dan makmur—semuanya bisa dihasilkan dari satu usaha/tindakan.

Bagi Agustinus Ara, kesejahteraan dalam konteks tema HUT PPNI ke-49 itu bukan semata-mata untuk perawat, tapi juga sejahtera untuk pasien, lingkungan sekitar, dan masyarakat secara luas.

“Kalau perawat melakukan pelayanan profesional, maka akan berdampak sejahtera bagi pasien dan perawat itu sendiri,” imbuh Agustinus Ara.

Karena itu, sebagai ketua organisasi profesi perawat (PPNI) tingkat komisariat yang memiliki tanggung jawab meningkatkan atau mengembangkan Profesionalisme anggota, maka Agustinus Ara menyambut dengan baik tawaran kerja sama yang dilakukan Tim Bedah Saraf Siloam.

Apalagi seminar itu berkaitan dengan Intervensi Bedah Saraf, suatu bidang yang menurut Agustinus Ara terbilang kompleks, sehingga membutuhkan pemahaman dan kompetensi khusus bagi perawat.

“Intervensi bedah saraf ini terbilang baru, sehingga kita perlu banyak belajar,” tambah Agustinus Ara.

Agustinus Ara lantas mengungkapkan data jumlah pasien yang membutuhkan penanganan bedah saraf di rumah sakit pusat rujukan Provinsi NTT tersebut.

Menurutnya selama tahun 2022, RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang merawat 344 pasien dengan rincian: 174 kasus cedera kepala, 98 kasus stroke hemoragik, 47 kasus hidrocephalus, 23 kasus tumor otak dan 2 kasus trauma tulang belakang. Dan dari jumlah tersebut, ada 94 kasus kematian.

(Eshyss**)

Pos terkait

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.