CIMAHI || Pemerintah Kota Cimahi mensosialisasikan gerakan Earth Hour ( EH) sebagai langkah penghematan pemadaman listrik untuk hemat energi selama 60 Menit (1 Jam), Sabtu 25 Maret 2023.
Menurut PJ Walikota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan, pihak pemerintah terus melakukan sosialisasi gerakan Earth Hour, terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Cimahi agar sosialisasikan kepada masyarakat secara luas dan dilaksanakan di lingkungan kerja maupun di rumah masing-masing dengan pemadaman lampu listrik dan peralatan elektronik yang tidak diperlukan.
“Sebagai wujud komitmen pemerintah dalam pengurangan emisi gas rumah kaca maka perlu dilaksanakan serangkaian kegiatan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca,” ucap Dikdik.
Contohnya, kata Dikdik, salah satu upaya pengenalan gaya hidup hijau dan ramah lingkungan adalah gerakan hemat energi melalui momentum Earth Hour.
Momentum Earth Hour dilaksanakan Sabtu tanggal 25 Maret 2023 mulai jam 20.30 hingga 21.30 WIB. Masyarakat yang ikut meramaikan aksi Earth Hour dengan mengunggah kegiatan tersebut di media sosial instagram dan mencantumkan tagar : “ini aksiku, 1 jam untuk bumi” serta mention ke akun @dlh_cimahi.
“Aksi hemat energi listrik tersebut selanjutnya diharapkan dapat menjadi kebiasaan sehari-hari,” ucapnya.
Dikdik menilai, sesuai amanat UU No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa pembangunan ekonomi tingkat nasional wajib diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Secara faktual, kondisi saat ini dan di masa yang akan datang berpotensi terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup yang akan mengancam perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Sehingga perlu dilaksanakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Dikdik menilai, perubahan iklim dan pemanasan global (global warming) saat ini bukan lagi hanya sekedar isu namun nyata terasa.
“Sebagai bukti paling nyata dari perubahan iklim ini juga dialami Kota Cimahi. Bila saat ini kita merasakan musim hujan sepanjang tahun maka bukan hal yang mustahil kita akan mengalami musim kemarau sepanjang tahun di masa mendatang,” ucapnya.
Dampak perubahan iklim semakin terasa karena tingginya tingkat emisi gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca. Emisi gas rumah kaca sejak tahun 1990-an mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hingga mengakibatkan perubahan iklim global yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan konvensi perubahan iklim tahun 2007, pemerintah Indonesia menetapkan target nasional penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020, serta pada konvensi perubahan iklim tahun 2015 target penurunan suhu bumi akibat pemanasan global sebesar 20 derajat celcius pada tahun 2030.
(Dw**)