CIMAHI || Bulan puasa di masa kecil memang banyak kenangan manis yang terasa, tahun lalu beda dengan tahun sekarang.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Endang saat menjelaskan rasa bahagiannya masa jelang puasa dimasa kecil sekitar tahun 1979. Saat Endang masih duduk di sekolah dasar di daerah Kampung Babakan Loa Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi.
“Jelang bulan Ramadan, orang tua kita memasak tumis, dan saling bagi membagi dengan tetangga dan saudara, terasa sekali penuh ketenangan saling mempererat silaturahmi antar sesama muslim,” ucap Endang, di ruang kerjanya Kantor DPKP Pemkot Cimahi, Jumat (24/3/2023).
Bahkan yang lebih terkesan, kata Endang, waktu kecil bila sedang puasa, anak-anak kecil sambil Ngabuburit (nunggu adzan Magrib) untuk berbuka puasa, sering main Lodong.
“ Lodongnya ada yang terbuat dari bambu, atau kayu Jambe, ada juga yang sengaja membuat di tanah dengan dibuat lubang, agar suaranya seperti meriam, di tengah sawah, karena yang di bakarnya karbit hingga meledak seperti bom,” jelas Endang.
Tidak itu saja, kata Endang kembali, biasanya kalau mengaji di masjid-masjid di daerahnya dilaksanakan hari biasa setiap usai salat Maghrib, tapi di bulan puasa ngaji baca Alquran atau tadarus dilakukan setiap usai Salat Duhur sambil ngabuburit.
“Ini dilakukan sambil ngabuburit untuk menambah ketaqwaan dan kekuatan iman kita kepada Allah SWT, dari pada main yang tidak bermanfaat,” ujar Endang.
Lebih bahagia lagi, lanjut Endang semasa kecil, setiap Salat Tarawih yang masuk hari likuran, masyarakat memasak untuk memberikan makanan giliran kepada jemaah yang sudah Salat Tarawih diberi makan bersama, sampai malam takbiran.
“Apalagi pada saat itu segala baru paling diutamakan oleh orang tua kita, tidak hanya baju baru yang diberikan orang tua kita, bahkan rumah banyak yang di cat agar suasana barunya terasa, sungguh indah masa kecil pada saat itu tidak akan terulang lagi di jaman sekarang,” bangga Endang.
Yang lebih berkesan lagi sambung Endang, masa kecil berpuasa adalah disaat malam takbir berkeliling memanggul bedug masjid di tabuh sambil bertakbiran .
“Kumandang itulah yang terasa menyayat hati penuh kehidmatan dan terasa malam takbir yang penuh dengan kekhusuan akan berlebaran,” tandasnya.
(Dw**)