SERGAP.CO.ID
KUNINGAN- Wakil Bupati Kuningan H. M Ridho Suganda, SH., M.Si, menghadiri acara “Mapag Bulan Suro” yang digelar masyarakat RT 2, Lingkungan Manis, Kelurahan Cijoho, Kecamatan Kuningan, Jumat (29/7/2022) malam.
Acara yang di gelar dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1444 Hijriyah itu, turut dihadiri Camat Kuningan Didin Bahrudin, S.Sos., M.Si, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Kuningan, Lurah Cijoho Eman Sulaeman, S.Sos, tokoh agama, tokoh masyarakat, sejumlah pimpinan perguruan silat di wilayah Kabupaten Kuningan, serta masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Lingkungan Manis, Kelurahan Cijoho, yang masih menjaga tradisi dan budaya peninggalan leluhur dalam menyambut tahun baru islam, yang dikemas dalam acara Mapag Bulan Suro. Hal ini sambungnya, menunjukan bahwa, selain memegang teguh akidah, masyarakat Lingkungan Manis juga tetap menjaga tradisi peninggalan nenek moyang.
“Acara Mapag Bulan Suro ini, adalah tradisi buhun yang harus dilestarikan. Karena menunjukan, bahwa selain beragama masyarakat disini juga berbudaya. Karena dalam acara ini, selain kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tahlilan dan pengajian, juga diisi dengan pentas seni pencak silat yang merupakan seni asli bangsa kita,” ujar Wabup.
Untuk itu Wabup berpesan, agar masyarakat Lingkungan Manis, khususnya para pemuda dapat menjaga dan melestarikan acara Mapag Bulan Suro yang merupakan warisan peninggalan nenek moyang dalam menyambut dan memperingati tahun baru islam.
Selanjutnya Wabup mengajak, dalam menyambut 1 Muharram hendaknya tidak peringati seperti tahun baru masehi yang banyak berpesta. Melainkan diperingati dengan kegiatan yang mengedukasi masalah agama, membangun diri menjadi lebih baik, serta berbagi pada sesama.
“1 Muharram 1444 Hijriyah, sudah sewajarnya menjadi momentum yang tepat bagi segenap kaum muslim untuk mengevaluasi diri, memperbaiki diri, dan hijrah menuju kebaikan sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tahun baru islam, juga merupakan sarana untuk meperkokoh ukhuwah islamiyah, sehingga dapat menghindari perpecahan dan perbedaan pemahaman sesama umat muslim” ucapnya.
Sementara, ketua panitia pelaksana Oom Som’i, SE, mengatakan, acara Mapag Bulan Suro, merupakan tradisi peninggalan leluhur yang telah dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat selama puluhan tahun. Acara ini, digelar dalam rangka menyambut tahun baru islam 1 Muharram.
“Suro/Sura adalah nama bulan dalam kalender jawa, kalau dalam kalender islam itu kan namanya Muharram. Jadi Mapag Bulan Suro itu artinya menyambut bulan Muharram,” jelas Oom.
Selain kegiatan keagamaan dan pentas seni pencak silat, dikemukakan Oom, dalam acara Mapag Bulan Suro, juga digelar salah satu tradisi Mubur Sura (red_bubur manis campuran beras dan gula merah). Dimana Mubur Sura ini, dijelaskannya, memilki makna sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas berkah dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT.
“Dengan harapan, agar ditahun mendatang kehidupan masyarakat dapat lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.
(Agus M)